Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring perkembangan jaman, bank digital semakin dilirik. PT Bank Jago Tbk (ARTO) pun menjadi salah satu perbankan yang sukses menarik perhatian publik.
Morgan Stanley Capital International (MSCI) pun memasukkan ARTO ke dalam indeks MSCI Global Standard yang akan efektif pada 1 Maret 2022 mendatang.
Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menilai bahwa masuknya ARTO ke MSCI Global Standard bisa menjadi katalis positif. Hal ini dapat mendatangkan kenaikan demand seiring investor asing yang kian berpotensi melirik saham ARTO.
"Ke depannya perlu diamati juga bobot dari ARTO di MSCI Global Standard. Kami memproyeksikan ARTO akan mulai bergairah ketika mendekati effective date, yaitu menjelang 1 Maret 2022," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Jum'at (11/2).
Hal senada disampaikan oleh Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana. Menurutnya, fund manager yang berkiblat pada MSCI akan terbuka untuk masuk ke saham ARTO.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama juga melihat bergabungnya ARTO ke jajaran MSCI Global Standard menjadi kabar baik bagi ARTO dan pemegang sahamnya. Pelaku pasar dapat mempertimbangkan ARTO, mengingat strategi dan akselerasi dari teknologi diharapkan dapat memperkuat fundamental perusahaan.
"Saat ini pelaku pasar akan mencermati strategi dari manajemen, perbaikan kinerja diharapkan dapat menyesuaikan valuasi dari ARTO yang memang kini berada jauh di rata-rata industrinya," ujar Okie.
Baca Juga: Harga Saham Bank Digital Melorot di Awal Tahun
Sementara itu, Raditya memproyeksikan ARTO meraih kinerja yang cemerlang pada kuartal keempat 2021 dengan membukukan laba bersih. Dari sisi prospek bisnis, ekosistem ARTO dinilai sangat solid dengan kolaborasi yang dihadirkannya.
Aplikasi Jago yang sudah terintegrasi dengan platform reksadana online Bibit dan superapp Gojek, lebih memudahkan konsumen mengakses produk dan layanan keuangan secara seamless, mudah dan cepat.
Di samping itu, Jago juga bekerja sama dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan sejumlah institusi keuangan berbasis digital. Kemudian melalui kolaborasi dengan ekosistemnya, rencana IPO GoTo pada tahun ini turut menjadi katalis positif bagi ARTO.
"Menurut analisis kami, nilai intrinsik ARTO berada pada level 21.000. Jika dibandingkan dengan harga saham ARTO pada hari ini, masih undervalue," sebut Raditya.
Sedangkan menurut Wawan, peningkatan harga saham ARTO sebelumnya didorong oleh ekspektasi yang sangat besar terhadap pertumbuhan Bank Jago, baik dari sisi jumlah pengguna maupun aset. Salah satu sebabnya, ekosistem GoTo diharapkan akan banyak menggunakan layanan ARTO.
Profit Taking
Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, saham ARTO memang menjadi salah satu primadona, dengan mencatatkan lonjakan 2.195,09%. Meski begitu, hingga memasuki pertengahan Februari 2022, performa ARTO tampak kurang cemerlang.
Secara year to date, saham ARTO merosot 6,56%. Sedangkan pada perdagangan pekan ini, ARTO parkir di zona merah. Pada Jumat (11/2), harga saham ARTO ditutup turun 150 poin atau 0,99% ke level Rp 14.950.
Wawan menilai, valuasi ARTO terbilang sangat tinggi, sehingga wajar saja bila investor yang masuk pada tahun lalu melakukan profit taking.
"Saham ARTO akan bisa terus naik sepanjang ekspektasi investor selama ini terus terjaga atau dapat dilihat pada kinerja ARTO terutama full year 2021," terangnya.
Raditya juga mengamini. Dalam pengamatannya, penurunan saham ARTO seiring banyak investor yang mulai melakukan aksi profit taking. Apalagi, pada tahun 2021 ARTO berhasil mengalami kenaikan yang signifikan, dengan meroket 348,7%.
Baca Juga: Ekspansi ke Ranah Digital, Perbankan Dirikan dan Perkuat Anak Usaha Modal Ventura
Lewat aksi profit taking, seller pun masih mendominasi pada pergerakan harga saham ARTO hingga hari ini. Meski begitu, secara teknikal, Raditya merekomendasikan beli saham ARTO pada area support-nya.
ARTO sedang berada di area suport level Rp 14.500 - Rp 14.700. Apabila, berhasil rebound di suport ini, secara short term ARTO diproyeksikan bisa menguat ke level Rp 16.000 - Rp 16.500. Namun, apabila suport tertembus, maka Raditya menaksir saham ARTO bakal melemah ke level Rp 13.400 - Rp 13.500.
Sementara menurut Okie, terlepas dari valuasinya yang cukup premium, faktor pemulihan kinerja dapat menjadi pemicu pada kenaikan nilai perusahaan. Okie pun merekomendasikan beli untuk saham ARTO dengan target Rp 18.450.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News