kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

QRIS Lintas Negara Bisa Mendisrupsi Uang Kartal hingga Eksistensi Money Changer


Senin, 18 April 2022 / 14:22 WIB
QRIS Lintas Negara Bisa Mendisrupsi Uang Kartal hingga Eksistensi Money Changer
ILUSTRASI. Transaksi QRIS aplikasi Qasir.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makin terkendalinya pandemi Covid-19 membuat beberapa negara mulai membuka kembali perbatasan. Agar menarik para wisatawan asing, tak sedikit yang melonggarkan kebijakan pengendalian pandemi. 

Momentum ini akan mendorong transaksi QRIS lintas negara semakin melesat. Terlebih kehadiran Covid-19 telah mempercepat penerimaan masyarakat dalam bertransaksi secara digital lewat ponsel pintar. 

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta menyatakan seiring dengan dimulainya relaksasi pembatasan mobilitas, tren transaksi menggunakan QR payment diprediksi akan meningkat. 

Dengan meningkatnya  pengalaman pengguna dan edukasi penggunaan QR lintas negara maka akan semakin banyak masyarakat yang menggunakannya. 

Baca Juga: QRIS Lintas Negara Siap Jadi Alat Pembayaran Global Masa Depan

Ia menilai peningkatan penggunaan pembayaran digital domestik di masing-masing negara di masa pandemi akan menjadi modal awal perubahan perilaku dari semula menggunakan uang kartal menjadi lebih digital dengan mobile payment seperti QRIS.

“Pembayaran digital akan menjadi alternatif metode pembayaran yang mudah dan efisien bagi masyarakat untuk melengkapi pembayaran secara tunai,” papar Fili. 

Ini sebagai sinyal, masyarakat akan semakin dimanjakan oleh transaksi digital termasuk QRIS. Maka kehadiran uang kartal, alat pembayaran menggunakan kartu, hingga eksistensi money changer akan semakin pudar. 

SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi melihat  kehadiran QRIS sebagai layanan baru akan mendorong mitra-mitra bisnis lama maupun baru untuk mau berkolaborasi dengan Bank Mandiri. Khususnya yang memiliki keperluan transaksi dengan wisatawan elektronik luar negeri. 

Prediksinya, ini akan mendorong akselerasi ekonomi. Dengan mudahnya pembayaran bagi wisatawan, ia berharap mampu mendorong kenaikan jumlah kunjungan turis mancanegara. 

“Kemudahan transaksi cashless (tanpa uang tunai) dan seamless (mulus) akan dapat dinikmati oleh turis asing yang melakukan pembayaran di merchant-merchant yang ada di Indonesia dan juga sebaliknya, dimana wisatawan Indonesia dapat juga secara mudah melakukan transaksi QR di negara-negara yang sudah bekerja sama,” tambahya. 

Adapun Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin melihat kemudahan QRIS akan semakin mendorong masyarakat untuk tidak akan lagi menggunakan uang kertas termasuk bisnis money changer. Bahkan, alat pembayaran yang berbau plastik baik kartu debit maupun kartu kredit akan semakin ditinggalkan. 

“Transaksi dalam genggaman ini akan terjadi secara masif. Ini juga akan mampu mendorong wisatawan asing masuk ke Indonesia karena alat pembayarannya lebih murah lagi,” paparnya. 

Baca Juga: Transaksi Digital Banking Melesat Hingga Dobel Digit di Kuartal I-2022

Amin menambahkan, BI telah memiliki roadmap sistem pembayaran Indonesia hingga 2025. QRIS pun menjadi salah satu poin utama dalam pelaksanaanya. Sehingga inisiatif QRIS akan diterapkan tidak hanya untuk industri perbankan tapi bagi seluruh jasa sektor keuangan. 

Terlebih, Amin melihat bonus demografi dari kalangan milenial yang dimiliki Indonesia akan mendorong perkembangan transaksi QRIS. Lantaran kelompok penduduk ini mudah beradaptasi dan suka akan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. 

“Ini sebuah keniscayaan yang pasti akan terjadi. Implementasi QRIS ini jangan hanya sampai di kawasan Asia Tenggara saja harus menjangkau seluruh dunia. Saat ini, tidak ada lagi batas ruang dan waktu dalam melakukan transaksi keuangan yang bisa dilakukan dalam kecepatan kedipan mata,” tuturnya.  

Memang saat ini transaksi digital banking makin familiar di masyarakat. Alhasil, nilai transaksi digital banking pun makin membesar. BI mencatat pada bulan Februari 2022 saja, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35% yoy menjadi Rp 27,1 triliun. Sedangkan  nilai transaksi digital banking meningkat 46,53% yoy menjadi Rp 3.732,8 triliun.

Pada bulan Januari 2022 lalu, nilai transaksi uang elektronik juga tumbuh 66,65% yoy menjadi Rp 34,6 triliun. Nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% yoy menjadi Rp 4.314,3 triliun. 

Jadi kalau ditotalkan, nilai transaksi sepanjang tahun berjalan untuk uang elektronik mencapai Rp 61,7 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking mencapai Rp 8.047,1 triliun hingga Februari 2022.

Bila QRIS lintas negara mulai diterapkan secara masif, maka pola masyarakat dalam bertransaksi secara digital semakin tumbuh. Mengingat, transaksi QRIS di dalam negeri terus tumbuh empat kali lipat pada Februari 2022 atau mencapai Rp 4,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×