Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Menurut Yuddy, di tengah tantangan ekonomi, suku bunga kredit yang diberikan perlu terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat.
Namun demikian implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.
Mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang ada, Bank BJB pun terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.
Baca Juga: Bank BJB Kantongi Laba Konsolidasian Rp 1,43 Triliun pada Kuartal III 2023
Sepanjang sisa tahun 2023 ini, ekspansi pada segmen korporasi dan komersial akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Diakhir paparan, Yuddy optimis bahwa kinerja Bank BJB hingga akhir tahun akan semakin baik untuk kredit, dimana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Bank BJB pun berkomitmen untuk terus memperluas bisnis, antara lain memperkuat jaringan offline dan online channels. Saat ini Bank BJB memiliki ribuan jaringan fisik dan terminal perbankan elektronik terus kami pertahankan.
Dalam menggenjot pertumbuhan bisnis, Bank BJB pun semakin gencar melakukan sinergi melalui Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan sejumlah BPD berkinerja baik dan sehat.
Paling anyar, PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) menjadi BPD terbaru yang bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) Bank BJB. Sebelumnya, Bank Bengkulu dan Bank Sultra sudah lebih dulu berkomitmen untuk bersinergi dalam KUB Bank BJB.
Masih terdapat beberapa BPD lainnya yang telah menyampaikan minat untuk bergabung bersama dalam KUB Bank BJB, selain Bank Bengkulu yaitu :
1) Bank Sultra, telah menandatangani Letter of Intent pada tanggal 29 September 2022,
memiliki total aset 11,8 trilliun rupiah;
2) Bank Maluku Malut, telah menandatangani Nota Kesepahaman pada tanggal 4 Oktober 2023, memiliki total aset 9,3 trilliun rupiah,
Sejauh masih terus berproses dan belum terdapat injeksi modal dari Bank BJB.
Baca Juga: Bank BJB Terlibat dalam Kredit Sindikasi Pembangunan Pabrik Pusri IIIB
Yuddy berpendapat BPD sendiri secara grup perbankan, memiliki potensi yang besar. Dengan jumlah 26 BPD dengan total aset sebesar Rp933 triliun, BPD yang solid dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, bersanding dengan perbankan besar lainnya.
“Berbagai terobosan ini, merupakan wujud komitmen kami untuk memperbaiki kualitas dan kinerja, dalam mememperkuat eksistensi kami di dunia perbankan,” tandas Yuddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News