kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Bank Turun Menjadi 3% Pada 2021


Minggu, 23 Januari 2022 / 12:02 WIB
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Bank Turun Menjadi 3% Pada 2021
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stabilitas sektor jasa keuangan berhasil terjaga selama pandemi. Hal ini terlihat dari penurunan kredit bermasalah (NPL) di industri perbankan pada 2021. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut, penyaluran kredit sampai Desember 2021 tercatat naik sebesar 5,2% atau membaik dibanding Desember 2020 yang sempat minus 2,41%. 

"Sementara itu, risiko kredit masih terjaga di bawah 5% dengan NPL gross 3,00% atau membaik dibanding 2020 sebesar 3,06%," kata Wimboh, di Jakarta, Kamis (20/1).

Wimboh mengungkapkan, penurunan tersebut ditopang kebijakan restrukturisasi kredit yang telah diperpanjang hingga Maret 2023 dengan tetap menekankan prinsip kehati-hatian dalam penerapannya.

Alhasil, nilai outstanding restrukturisasi kredit turun per November 2021 menjadi Rp 693,6 triliun yang sebelumnya sempat mencapai Rp 830,5 triliun. Jumlah debitur restrukturisasi juga menurun signifikan dari angka tertingginya 6,8 juta debitur, kini menjadi 4,2 juta debitur. 

Baca Juga: OJK Minta Bank Perkuat Pencadangan untuk Antisipasi Efek Normalisasi Kebijakan

Sejumlah bank berhasil menjaga rasio kredit bermasalah. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) misalnya, mencatatkan penurunan NPL dari 3,52% pada Desember 2020 menjadi 3,17% atau masih di bawah batasan sesuai ketentuan otoritas maksimal 5%. 

"Berkat kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, termasuk pengawasan oleh OJK, Bank Jateng sejak tahun 2018 mampu mempertahankan predikat sebagai bank sehat," terang Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno. 

Selain itu, Bank Jateng juga telah menyalurkan KUR hingga Rp 4,51 Triliun atau tumbuh 70,45% yoy pada 2021. Keberhasilan penyaluran KUR tersebut didukung dengan keberadaan 94 unit layanan mikro (ULM) yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.

Tak berbeda, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mencatat penurunan NPL menjadi 3,33% per Oktober 2021. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pencapaian ini sedikit membaik dibandingkan NPL per Juli 2021 mencapai 3,4%. 

Baca Juga: OJK Dorong Bank Asing Agar Bisa Lebih Berkontribusi Terhadap Perekonomian

Untuk menjaga kualitas kredit, pihaknya akan secara intens melakukan monitoring, baik secara onsite maupun offsite. Selanjutnya melakukan stress test secara berkala dan menerapkan peringatan secara dini jika kredit nasabah memburuk. 

"BRI juga memiliki strategi preventif dan antisipatif dalam mengelola NPL mulai dari menyalurkan kredit secara selektif dan menyiapkan pencadangan yang cukup," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×