Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi ketimbang jumlah simpanan, semakin memperbesar rasio loan to deposit ratio (LDR) perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, LDR rata-rata perbankan pada akhir 2014 mencapai 89,42%. Ini hampir mendekati ambang batas 92%.
Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK, memprediksi, rasio LDR bank tahun ini akan terus membesar, mengingat likuiditas masih ketat. Prediksi ini berdasarkan asumsi pertumbuhan kredit tahun 2015 mencapai 16,43% dan jumlah dana pihak ketiga (DPK) naik 14,4%.“Kami memproyeksikan rasio LDR akan sebesar 90,9% pada akhir tahun ini dengan rata-rata modal bank mencapai 19,9%,” kata Irwan.
Meski begitu, Irwan optimistis bank akan terus menjaga modal, meski rasio keseimbangan likuiditas terus menanjak.
Irwan menambahkan, sebetulnya bank yang memiliki LDR tinggi masih cukup aman karena rasio kecukupan modalnya atau capital adequacy ratio (CAR) masih di atas ketentuan minimal, yakni 14%. Dus, bank itu tidak terkena kewajiban menambah ketentuan giro wajib minimum (GWM) sebesar 0,2% atas setiap 1% kelebihan LDR.
Secara umum, rata-rata bank memiliki modal hingga 19,57% dengan membukukan LDR sebesar 89,42% per Desember 2014.
Secara khusus, kelompok bank yang memiliki rasio LDR di atas 92% adalah kelompok bank campuran konvensional dengan rasio modal 19,14% dan LDR 123,61%. Sedangkan, kelompok bank asing memiliki rasio LDR sebesar 140,04%, dan rasio modal 44,81%.
Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga, mengatakan, banknya akan memperkuat pertumbuhan dana dan kredit. Tahun ini, CIMB Niaga membidik pertumbuhan DPK 11% dan kredit 12%-13%. LDR CIMB Niaga di 2014 naik menjadi 93% dari sebelumnya 92%.
Sedangkan, Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia, mengatakan, Danamon cukup nyaman dengan rasio LDR 92% di akhir 2014. Tahun 2013, LDR Danamon bahkan mencapai 105%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News