Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA PT Reasuransi Maipark Indonesia menggelar diskusi setengah hari dalam rangka peninjauan ulang terhadap tarif gempa sesuai dengan rilis kompilasi data sumber terbaru. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan perubahan yang dapat terjadi berdasarkan informasi yang dirilis.
Sekadar tahu, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) baru saja me-launching Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017 yang merupakan pemutakhiran dari Peta Gempa tahun 2010.
Secara keseluruhan, dalam kurun waktu 7 tahun jumlah jalur sesar aktif yang berhasil dipetakan telah didefinisikan sebanyak 295 sumber gempa.
Adapun angka tersebut terdiri atas 242 sumber gempa yang berhasil diketahui hingga tahun 2017 dan 53 sumber gempa berdasarkan Peta Gempa Nasional tahun 2010.
Selain jumlah jalur sesar aktif, PuSGen juga menambahkan parameter-parameter gempa dari jalur-jalur sesar aktif tersebut, termasuk nilai laju gerak (Sliprate) dan Magnitude gempa maksimum.
Nah, kompilasi sumber gempa yang telah dirilis oleh Kementerian PUPR selanjutnya akan diterapkan menjadi standar nasional Indonesia.
Direktur Utama Maipark Indonesia Yasril Y. Rasyid mengatakan, pihaknya akan melakukan peninjauan ulang terhadap tarif gempa dari sumber baru tersebut.
Tujuan dari tinjauan ulang ini melalui seminar setengah hari ialah untuk mensosialisasikan pemuktahiran PusGen Kementrian PUPR untuk memaparkan kajian studi tinjauan tarif asuransi gempa bumi Indonesia berdasarkan peta dan sumber gempa baru.
"Melalui seminar setengah hari ini, manfaat untuk industri asuransi termasuk Maipark dapat memberikan pertimbangan dan penilaian risiko yang lebih baik. Selain itu juga dapat menjalankan kewajiban Maipark kepada industri untuk mendiseminasi hasil ini," kata Yasril, di Jakarta, Rabu (17/1).
Yasril bilang, pemutakhiran peta sumber dan bahaya gempa baru ini sejatinya untuk melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa dan dirilis setiap lima tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News