Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Realisasi penyaluran kredit diproyeksi lebih baik di kuartal II-2017 nanti. Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) optimistis pertumbuhan kredit di kuartal II akan lebih baik dari pertumbuhan kredit di kuartal I. Tercermin dari bank-bank mulai mencatat kenaikan kredit pada bulan-bulan ini.
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI mengatakan, siklus pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2016. Tercermin harga komoditas mulai membaik dan konsumsi rumah tangga mulai naik. Alhasil ada peluang bagi perbankan untuk dapat meningkatkan penyaluran kredit.
"Kredit mulai naik namun masih lambat. Misalnya, pertumbuhan kredit masih di bawah 9% di April 2017 ini," kata Mirza, Kamis (27/4).
Lanjutnya, pertumbuhan kredit di bulan April lebih baik dibandingkan pertumbuhan kredit bulan Maret. Perbaikan itu didorong kenaikan kredit di bank-bank besar yang mencatat pertumbuhan kredit 0,7% secara year to date.
BI memprediksi pertumbuhan kredit masih berkisar antara 10%-12% di tahun 2017. Proyeksi pertumbuhan kredit tersebut tak berbeda jauh dengan prediksi pertumbuhan kredit oleh OJK dan LPS.
Sementara itu, Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif. Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, pihaknya sedikit optimistis dengan pertumbuhan kredit akan mencapai 10% di kuartal II-2017, karena perbankan telah mencatat pertumbuhan 9,24% per kuartal I-2017. "Kredit masih akan didorong oleh sektor infrastruktur, kemudian konstruksi perumahan," ucapnya.
Sedangkan segmen kredit mikro masih terlihat lambat, karena bank-bank mengalami persaingan dalam penyaluran kredit mikro dengan kredit usaha rakyat (KUR) yang menawarkan bunga kredit lebih murah yaitu 9%. Selain itu, bank-bank juga saling bersaing dalam memenuhi porsi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 20% di tahun 2018.
OJK lebih sedikit optimis dibandingkan BI. Nelson menambahkan, pihaknya memperkirakan pertumbuhan kredit berkisar 12% sampai 14% di tahun ini. Andai perbankan dapat mencatat kenaikan kredit maka rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan turun. "Kami memperkirakan perbankan akan mencatat rasio NPL di bawah 3% di akhir tahun ini," tambah Nelson.
Dalam laporan indikator likuiditas LPS per April 2017 melaporkan kredit akan tumbuh 7,7% di kuartal II-2017, kemudian kredit bakal tumbuh 8,4% di kuartal III dan kredit akan tumbuh 9,2% di kuartal IV-2017. Secara keseluruhan LPS memprediksi kredit hanya tumbuh 9,2% di tahun 2017 dan kredit akan tumbuh 10% di tahun 2018. Proyeksi tersebut lebih rendah di BI dan OJK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News