kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Return Produk Unitlink Saham Terkontraksi, Ini Penjelasan Zurich Topas Life


Senin, 01 Juli 2024 / 14:09 WIB
Return Produk Unitlink Saham Terkontraksi, Ini Penjelasan Zurich Topas Life
ILUSTRASI. Karyawan melintasi logo asuransi Zurich di kantornya di Jakarta, Kamis (2/2). mayoritas produk unitlink saham beberapa perusahaan asuransi terlihat terkontraksi cukup dalam.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata return (imbal hasil) unitlink saham terkontraksi 3,32% per Mei 2024. Data Infovesta mencatat, kinerja unitlink saham menjadi yang paling negatif di antara jenis lain.

Bahkan, mayoritas produk unitlink saham beberapa perusahaan asuransi terlihat terkontraksi cukup dalam.

Salah satu produk unitlink saham yang terkontraksi cukup dalam adalah Zurichlink Rupiah Equity Invest Fund, milik PT Zurich Topas Life. Adapun return Zurichlink Rupiah Equity Invest Fund terkontraksi 7,61% per Mei 2024.

Baca Juga: Produk Asuransi Tradisional BNI Life Tumbuh 4% Hingga Mei Jadi Rp 1,61 Triliun

Mengenai terkontraksinya produk tersebut, Chief Financial Officer, Zurich Topas Life, Fred Chan, menerangkan kinerja unitlink Zurichlink Rupiah Equity Invest Fund sejalan dengan pergerakan pasar modal.

"Adapun kinerja tolok ukurnya, yaitu indeks saham IDX80 sejak awal tahun hingga Mei 2024 juga tercatat berada di level yang terkontraksi 7,31%," ujarnya kepada Kontan, Sabtu (29/6).

Fred mengatakan pergerakan pasar modal dipengaruhi oleh beragam faktor. Salah satunya, yaitu kondisi perekonomian global dan tensi geopolitik Timur Tengah yang masih berlanjut.

Dia bilang ketidakpastian waktu pergerakan suku bunga negara maju, seperti Amerika Serikat dan China, memicu volatilitas pasar modal, termasuk saham.

Baca Juga: BNI Life Catat Produk Asuransi Tradisional Tumbuh 4% Jadi Rp 1,61 Triliun Hingga Mei

"Sentimen negatif itu tercermin dari keluarnya dana investor asing dari pasar saham Indonesia. Dengan demikian, mengakibatkan kinerja negatif per Mei 2024," ujarnya.

Untuk ke depannya, Fred beranggapan prospek unitlink saham akan tetap dipengaruhi oleh perkembangan situasi domestik dan global.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×