Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
Dia bilang faktor global, seperti tensi geopolitik Timur Tengah, ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, dan pertumbuhan ekonomi negara maju, diperkirakan terus menciptakan volatilitas pasar modal.
Sementara itu, faktor dari domestik, Fred mengatakan kelancaran transisi ke pemerintahan baru, termasuk keberlanjutan proyek pembangunan yang sudah berjalan, pergerakan nilai tukar Rupiah, dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia, akan menjadi penopang pergerakan pasar modal.
"Secara umum, investasi di emiten yang memiliki fundamental solid, kredibilitas yang baik, dan kondisi keuangan yang sehat berpotensi memiliki kinerja yang relatif stabil di tengah ketidakpastian perekonomian dan pasar modal," tuturnya.
Baca Juga: BNI Life Targetkan Investasi pada Instrumen Saham Mencapai Rp 1,508 Triliun
Fred mengatakan dengan mempertimbangkan investment horizon unitlink sebagai investasi untuk jangka panjang, diversifikasi saat menetapkan alokasi investasi juga perlu dicermati.
Lebih lanjut, dia menerangkan volatilitas pasar menciptakan peluang investasi, tetapi tentu saja harus tetap memerhatikan toleransi risiko nasabah dan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Fred menyampaikan Zurich memiliki beberapa jenis unitlink funds dengan karakteristik risiko yang berbeda. Dengan memiliki beragam produk unitlink, dia berharap dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan memberikan pilihan luas untuk berinvestasi sesuai dengan profil risiko investasi nasabah dan kebutuhannya.
Terkait dengan investasi unitlink, dia bilang toleransi risiko nasabah dan menerapkan prinsip kehati-hatian adalah aspek utama yang menjadi pertimbangan Zurich.
Baca Juga: Ini Cara Prudential Indonesia Meningkatkan Perlindungan untuk Nasabah
Selain unitlink saham, Infovesta mencatat rata-rata return unitlink campuran juga terkontraksi 1,71%. Sementara itu, unitlink pendapatan tetap mencetak rata-rata imbal hasil positif per Mei 2024 sebesar 0,05%.
Begitu juga dengan unitlink berjenis pasar uang yang memberikan rata-rata imbal hasil tertinggi dibanding jenis lain, yaitu sebesar 1,29% per Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News