Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk tengah menunggu kucuran dana segar dari pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui skema right issue. Emiten bank dengan kode saham BMRI tersebut akan mendapatkan kucuran dana segar hingga Rp 9 triliun.
Dari jumlah tersebut, pemerintah selaku pemegang 60% saham Bank Mandiri bakal menyertakan tambahan modal sekitar Rp 5,6 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, dengan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) tersebut, maka rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BMRI akan berada di level 17%.
Selain itu, ucap Budi, dengan kucuran ini, maka modal perseroan akan menembus angka Rp 100 triliun. "Dengan penambahan modal ini, modal Bank Mandiri akan tembus Rp 100 triliun, supaya solid masuk ke ABIF (Asean Banking Integration Framework) dalam rangka menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)," ucap Budi kepada KONTAN di Jakarta, Selasa (27/1).
Menurut Budi, dengan suntikan modal lebih kurang sebesar Rp 9,3 triliun ini, maka selama tiga tahun ke depan, Bank Mandiri akan memiliki kecukupan modal dan juga likuiditas. Catatan saja, pemerintah saat ini tengah menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menyuntik modal perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Diantara 35 perusahaan pelat merah yang beruntung itu, terdapat PT Bank Mandiri Tbk. Penguatan modal baik melalui skema right issue maupun juga pengurangan setoran dividen ini merupakan upaya persiapan BMRI menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bidang keuangan pada tahun 2020.
Bank Mandiri akan mengajukan diri sebagai perwakilan QAB tingkat regional dan menyasar beberapa pasar Asean utamanya Singapura dan Malaysia. Rencana right issue dan pengurangan setoran dividen ini bertujuan memupuk kemampuan Bank Mandiri dalam mendukung upaya pemerintah membangun infrastruktur di tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News