kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Risiko meninggi akibat wabah corona, bank selektif salurkan KTA


Jumat, 11 September 2020 / 19:30 WIB
Risiko meninggi akibat wabah corona, bank selektif salurkan KTA
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11). Bank-bank papan atas memangkas lagi bunga deposito setelah Bank Indonesia (BI) menggunting suku bunga acuan. BCA menurunkan bunga deposito untuk semua tenor yakni bunga deposito 1 bulan, bunga


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kondisi pandemi Covid-19, perbankan tentu semakin berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Salah satunya kredit tanpa agunan (KTA). Wajar saja, kredit segmen ritel ini memang memiliki nilai plafon yang terbilang tinggi namun tanpa agunan. 

Biasanya, KTA diberikan kepada nasabah dengan tingkat loyalitas yang tinggi ataupun nasabah payroll. Namun, dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang, bukan saja bank lebih berhati-hati. Permintaan KTA pun diakui perbankan juga ikut menurun. 

Walhasil, di beberapa bank besar tercatat kredit KTA ataupun turunannya mengalami penurunan. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya yang menyebut secara portofolio posisi KTA di semester II 2020 awal masih turun 1%. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan bilang penyebabnya lantaran nilai pinjaman masih lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan. 

Baca Juga: Transaksi mobile banking Maybank naik lebih dari 130% selama pandemi

"Kami berhati-hati untuk KTA, untuk memastikan tidak malah menjadi beban di kemudian hari," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9). Tetapi tentunya, menurunnya realisasi KTA tidak terlalu berpengaruh terhadap total kredit ritel. Catatan Lani, eksposur KTA hanya sekitar 8% dari kredit ritel. 

Ke depan pihaknya memilih untuk lebih selektif dalam menyalurkan KTA. Sebab meski tidak merinci ,menurut Lani NPL KTA memang mengalami kenaikan. "Tetapi dengan adanya stimulus Covid-19 dari regulator untuk terdampak Covid-19, cukup membantu," sambungnya. 

Sebagai gambaran saja, total personal loan dan lainnya di CIMB Niaga turun 4,5% secara year on year (yoy) di semester I 2020 menjadi Rp 4,06 triliun. Adapun, rasio kredit bermasalah non-performing loan (NPL) CIMB Niaga, sama dengan bank lainnya juga tercatat meninggi pada Juni 2020 dibandingkan dengan kondisi normal. NPL kredit ritel per Juni 2020 mencapai 2,5% atau naik 0,2%.

Sedikit berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) justru menyebut di semester II 2020 permintaan KTA mulai meningkat. Direktur Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies menyebut sampai dengan Agustus 2020 produk KTA BNI bertajuk BNI Fleksi masih mencatat kinerja positif. Antara lain masih tumbuh di atas 13% dengan rata-rata booking atau pinjaman per bulan berkisar Rp 1 triliun. "Pertumbuhan ini di atas pertumbuhan industri KTA payroll sebesar 6,5%," terang Corina. 

Baca Juga: Fitur kirim uang dan bayar tagihan menjadi fitur favorit DANA selama pandemi

Bank berlogo 46 ini juga bilang, di tengah masa Covid-19, fokus ekspansi KTA perseroan juga lebih mengerucut. Pihaknya menyebut hanya terbatas memberikan kredit ke sektor yang tidak terdampak. Semisal, pemberian kredit ke Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai BUMN dan pensiunan ASN. Hasilnya cukup terbukti, portofolio BNI Fleksi memang masih terjaga kualitas NPL-nya di kisaran 1%. 

Asal tahu saja, payroll loan di BNI memang punya potensi yang cukup besar. Bagaimana tidak, jumlah nasabah payroll di perseroan tercatat sebanyak 3,14 juta nasabah. Sementara per Juni 2020 jumlah peminjamnya baru sekitar 266.000 nasabah. Dengan sektor peminjam terbesar merupakan ASN dan pegawai BUMN. 

Sebagai tambahan informasi saja, di BNI payroll loan memang menjadi penyumbang pertumbuhan kredit konsumer paling jumbo. Per Semester I 2020 misalnya, payroll loan BNI naik 11,6% yoy menjadi Rp 27,36 triliun. Nilai tersebut mewakili sekitar 32,2% total kredit konsumer perseroan. Tetapi, tingkat NPL memang harus diakui meningkat di semester I 2020 menjadi 1,4% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,8%. 

Sebaliknya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru mencatat KTA turun cukup deras di semester I 2020. Direktur BCA Santoso Liem mengungkap realisasi personal loan BCA sebesar Rp 23,7 triliun di bulan Juni 2020 turun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 38,4 triliun alias turun 38,28% secara tahunan.

Baca Juga: Percepat proses aplikasi KPR subsidi, BTN integrasikan eLoan BTN dan SiKasep PPDPP

"Fasilitas pinjaman BCA personal loan di antaranya jumlah pinjaman tanpa agunan hingga Rp100 juta, jangka waktu angsuran diberikan mulai dari 1 hingga 3 tahun," katanya. 

BCA memang sangat selektif dalam menyalurkan KTA, termasuk menjaga risiko kredit. Hal ini tercermin dari NPL BCA secara total yang masih terjaga di level 2,5%. 

Kendati demikian, bank swasta terbesar ini tetap akan menawarkan secara selektif personal loan ke nasabah. "Nasabah dapat mengajukan fasilitas pinjaman BCA Personal Loan untuk keperluan Pendidikan, Kesehatan, Pernikahan, Liburan, Renovasi, atau Kebutuhan Rumah Tangga," katanya. 

Selanjutnya: BNI gandeng Fidac, PNS bisa ajukan pinjaman hingga Rp 100 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×