kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Risiko mismatch pendanaan bank BUMN masih besar


Jumat, 02 Februari 2018 / 14:17 WIB
Risiko mismatch pendanaan bank BUMN masih besar
ILUSTRASI. RAPAT KINERJA BANK BUMN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BUMN mencatat hampir 94% dana pihak ketiga (DPK) bank BUMN mempunyai tenor jangka pendek. Sedangkan untuk pendanaan jangka panjang hanya 6% dari total DPK.

Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN mengatakan, dari total DPK bank BUMN Rp 2.458 triliun, sebanyak Rp 2.309 triliun merupakan dana jangka pendek. "Sisanya Rp 149 triliun merupakan dana jangka panjang," kata Gatot, Rabu (31/1).

Hal ini membuat risiko mismatch pendanaan perbankan masih cukup besar. Pasalnya, tahun ini jumlah kredit ke infrastrukur dengan tenor panjang masih cukup besar.

Untuk menyiasati hal ini, Gatot bilang bank BUMN melakukan pembayaran melalui pembayaran dana hasil operasional. Hal ini disesuaikan dengan tenor perjanjian masing-masing.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengakui mayoritas pendanaan bank mempunyai tenor jangka pendek. "Deposito maksimal memiliki jangka waktu tenor 2 tahun," kata Herry, Rabu (31/1).

Oleh karena itu untuk pendanaan infrastruktur, bank akan mencari sumber dana alternatif selain DPK. Beberapa opsi uang bisa diambil adalah dari penerbitan surat utang dan pinjaman dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×