kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Rupiah Terus Merosot, Transaksi Jual Beli Valas di Perbankan Melonjak


Minggu, 02 Maret 2025 / 19:33 WIB
Rupiah Terus Merosot, Transaksi Jual Beli Valas di Perbankan Melonjak
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Senin (16/12/2024). Tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut memicu lonjakan transaksi jual beli valuta asing (Valas) terutama mata uang USD di perbankan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Menyoroti kondisi yang terjadi di perbankan tersebut, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan, kemungkinan meningkatnya transaksi valas di perbankan salah satunya terdorong implementasi dana Devisa Hasil Ekspor (DHE) oleh eksportir di bank tanah air. 

"Mungkin ini yang bikin para eksportir juga memindahkan sebagian cash mereka ke bentuk USD, saya rasa lebih ke sana. Kalau untuk investor retail , net on net kan lebih banyak jual ya, jadi kemungkinan mengambil profit taking sih sekarang," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (2/3). 

Lebih lanjut Fikri menilai dengan melihat tren saat ini, masih akan ada tekanan terhadap rupiah, dengan melihat berbagai risiko global yang tinggi, kemungkinan nilai tukar USD masih akan naik, hal ini karena adanya kebijakan tairf oleh Trump yang segera diimplementasikan. 

Baca Juga: Intip Tingkat Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Selasa (14/1), Nasabah Valas Merapat

"Di samping itu juga ada beberapa ketidakpastian yang mungkin masih besar. Tapi saya harap sampai akhir tahun mungkin akan ada trend apresiasi rupiah sih nantinya, karena melihat dari kondisi sekarang harusnya nilai rupiah sekarang sudah sangat rendah, maka real ataupun nominal effect-nya sudah jauh di bawah nilai yang seharusnya sih," jelas Fikri. 

Fikri juga menyebut pelemahan rupiah saat ini sangat dipengaruhi sentimen global, serta adanya sedikit sentimen so off di pasar saham yang mendorong dana keluar dari pasar saham Indonesia secara keseluruhan. 

Adapun ke depannya, Fikri menilai rupiah masih berpotensi menguat di semester II-2025, seiring dengan risiko dari kebijakan tarif oleh Trump hingga risiko lokal yang dilakukan USA akan berkurang di paruh kedua tahun ini yang harusnya dapat mendorong aliran dana semakin tersebar secara global yang tidak hanya terpusat ke dollar USD seperti saat ini.

Selanjutnya: iPhone 16 Bakal Masuk Indonesia, Begini Respons Erajaya (ERAA)

Menarik Dibaca: Taza Tampilkan Koleksi The Unfeigned di London Muslim Shopping Festival

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×