kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,27   -8,08   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat kredit masih loyo, bank masih getol berburu dana anorganik


Selasa, 17 Maret 2020 / 21:14 WIB
Saat kredit masih loyo, bank masih getol berburu dana anorganik
ILUSTRASI. Petugas keamanan melayani nasabah di Bank Cimb Niaga Jakarta, Senin (18/11). Bank masih getol berburu dana anorganik saat lanju pertumbuhan kredit masih menantang./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2019.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Makanya, sukuk SDG ini juga bisa jadi solusi atas likuiditas UUS Bank CIMB Niaga yang cenderung ketat, meskipun diakui Pandji mulai terjadi pelonggaran kini. Per Desember 2019 lalu, rasio likuiditas UUS Bank CIMB Niaga tergolong ketat sebesar 100,51%.

“Karena ini produk baru, saat ini kami juga masih pilah-pilih aset yang akan dibiayai, karena mesti seusai dengan semangat SDG juga. Jika sukses, kami akan jadi bank syariah pertama di Indonesia yang menerbitkan suku SDG,” jelas Pandji.

Baca Juga: Antisipasi dampak corona, MTF siapkan pencadangan Rp 300 miliar di tahun ini

Selain Bank CIMB Niaga adapula PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) yang akan menawarkan obligasi berkelanjutan II Tahap III senilai Rp 150 miliar mulai 24 Maret 2020 mendatang. Ini juga merupakan aksi lanjutan dari penerbitan dari target penghimpunan dana obligasi berkelanjutan II senilai total Rp 800 miliar.

Adapun pada 2019, tahap I telah diterbitkan senilai Rp 250 miliar, dan tahap II diterbitkan Rp 150 miliar. Artinya Bank Victoria masih punya sisa emisi senilai Rp 200 miliar. Sementara penerbitan Tahap III senilai Rp 150 miliar punya tenor selama tujuh tahun dengan bunga 11,25% yang akan dibayarkan per triwulan.

Sementara itu ada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang juga masih memiliki jatah emisi obligasi berkelanjutan II senilai Rp 500 miliar. Corporate Secretary BJB Widi Hartoto mengaku perseroan tak akan tergesa-gesa menerbitkan sisa emisi instrumen utang tersebut.

Sebagai catatan, dari target penghimpunan dana obligasi berkelanjutan II Rp 1 triliun, tahap I penerbitan sudah dilakukan senilai Rp 500 miliar pada Februari lalu.

Baca Juga: Tangkal efek corona, Ekonom Bank Permata prediksi BI akan pangkas suku bunga 25 bps

“Kami masih memantau kondisi, khususnya terkait penyebaran virus corona. Sejauh ini memang belum ada perubahan, masih on schedule akan diterbitkan tahun ini. Kami akan terus pantau kondisinya,” katanya kepada Kontan.co.id.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×