kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham BBTN dalam Tren Menguat, Ini Sejumlah Sentimen Penyokongnya


Kamis, 17 Oktober 2024 / 17:19 WIB
Saham BBTN dalam Tren Menguat, Ini Sejumlah Sentimen Penyokongnya
Suasana peluncuran Kartu Debit BTN Visa Contactless di Jakarta (10/3). Pergerakan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tengah dalam tren positif ditopang sejumlah sentimen positif.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tengah dalam tren positif. Bagaimana tidak, saham emiten dengan kode saham BBTN ini telah menghijau selama lima hari berturut-turut.

Mengutip data RTI (17/10), saham BBTN ditutup menguat pada perdagangan hari Kamis (17/10) 0,33% dari hari sebelumnya. Sehingga, kini harga saham BBTN  berada di level Rp 1.505 per saham.

Adapun, tren penguatan BBTN telah terjadi sejak akhir pekan lalu yang naik hingga 4,32% pada akhir jam perdagangan. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga Kamis meski kenaikannya semakin melambat.

Baca Juga: BTN Tawarkan Diskon 74% di Bazar UMKM Berkriyasi di Sarinah

Alhasil, BBTN pun dalam sepekan terakhir tercatat telah naik 8,27%. Kenaikan ini menjadikan BBTN sebagai saham bank BUMN yang naik paling tinggi sepanjang 2024 mencapai 20,40% secara year to date.

Tren hijaunya saham BBTN ini sejalan dengan adanya titik terang terkait aksi korporasi yang akan dilakukan untuk unit usaha syariahnya. Di mana, kesepakatan harga disebut telah tercapai dengan calon bank yang bakal diakuisisi BTN.

“Eksekusi dari Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) diharapkan bisa rampung tahun ini. Karena ada dua dokumen diminta oleh calon yang kami lagi kerjakan dokumen itu," ungkap Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu, Selasa (15/10).

Baca Juga: BTN Berkomitmen Meningkatkan Kualitas SDM

Lebih lanjut, ia mengatakan, transaksi pembelian bank syariah itu bakal disepakati setelah adanya rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) terkait dengan akuisisi ini. Lalu, transaksi tersebut selambat-lambatnya akan dilakukan pada awal tahun 2025.

“Lalu setelah dibeli, dimiliki, dirapihkan, baru di-spin-off kurang lebih di Juni atau Juli 2025. Jadi ada waktu 6 bulan memindahkan," jelasnya.

Di sisi lain, BTN juga tampaknya sedang mendapat berkat pula dari program presiden terpilih, Prabowo Subianto. Di mana, salah satu program unggulannya adalah program tiga juta rumah tiap tahun.

Baca Juga: Bank BTN Sudah Sepakati Harga Akuisisi dengan Calon Bank Syariah

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menyatakan bahwa program tiga juta rumah dapat memberikan sentimen positif bagi sektor perumahan dan perekonomian secara umum. 

Ia percaya bahwa proyek pembangunan yang masif akan menggerakkan seluruh aspek di sektor perumahan, mulai dari level produsen hingga konsumen. 

Ramon optimistis bahwa hal ini akan berdampak positif pada permintaan KPR. Hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan KPR BTN ditargetkan sejalan dengan pertumbuhan kredit, yaitu pada kisaran 10%-11%. 

"Pada tahun 2025, kami menargetkan KPR akan tumbuh lebih tinggi, di tengah kondisi ekonomi dan suku bunga yang sudah lebih baik,” ujarnya pada Rabu (9/10).

Dalam riset terbaru analis Indopremier Sekuritas yang ditulis Anthony dan Jovent Muliadi pada 24 September 2024, mereka sepakat bahwa program tersebut bisa menjadi sentimen positif. Terlebih, BTN juga mengusulkan skema subsidi suku bunga baru untuk menggantikan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang ada saat ini.

Baca Juga: Ini Strategi BTN Mendukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah Prabowo

Jika disetujui dan dilaksanakan pada tahun 2025, mereka berdua melihat subsidi bunga skema baru yang diusulkan berpotensi meningkatkan NIM BTN hingga 7 basis poin yang berarti ada kenaikan 12% pada pendapatan untuk full year di 2025.

Di sisi lain, penurunan suku bunga yang baru-baru ini terjadi juga berdampak positif terhadap NIM milik BTN.

Mereka pun menilai pemotongan bunga acuan 25 basis poin akan menyebabkan peningkatan NIM sebesar 6 basis poin dan peningkatan laba bersih proyeksi akhir 2025 sebesar 5,4%.

“Kami mempertahankan keputusan beli dan meningkatkan target harga kami menjadi Rp 2.120,” tulis mereka dalam risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×