Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kelompok bank digital mulai unjuk gigi, salah satunya PT Bank Seabank Indonesia yang telah mendulang untung pada kuartal pertama tahun 2025 ini, dari pencapaian penyaluran kredit yang lebih ke segmen mass market pada ekosistem grup di Shopee.
Pada kuartal pertama tahun 2025, Seabank mencatat laba bersih tahun berjalan tumbuh 87,52% menjadi Rp 96,74 miliar dibandingkan posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 51,58 miliar. Direktur Utama Seabank, Sasmaya Tuhuleley mengatakan, pencapaian kredit ini tak lepas dari penyaluran kredit yang tumbuh double digit sebesar 35%. “Kami ini tumbuh stabil setiap tahunnya, di tahun ini paling tidak laba dapat tumbuh 20%,” kata Sasmaya menjawab pertanyaan KONTAN, Senin (19/5).
Laba bersih tersebut salah satunya berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 36% menjadi Rp 1,69 triliun. Adapun, pendapatan bunga bersih ini datang dari pendapatan bunga yang penyaluran kredit, pada kuartal pertama 2025 aliran kredit Seabank mencapai Rp 24,70 triliun atau tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,23 triliun.
Dalam penyaluran kredit, Sasmaya mengatakan Seabank masih memanfaatkan ekosistem dalam grup yakni di Shopee. Saat ini, mayoritas atau sebesar 80% kredit mengalir ke ekosistem Shoppe, dan sisanya 20% merupakan diversifikasi kredit melalui kerjasama dengan lembaga jasa keuangan seperti fintech peer to peer lending dan multifinance.
Wakil Direktur Utama Seabank, Junedy Liu menambahkan, jika dirinci dari total pinjaman kredit sebesar Rp 24,70 triliun tersebut terdiri dari pinjaman paylater sebesar 40%, pinjaman cash loan 40% dan sisanya kredit diversifikasi melalui skema channeling di fintech p2p lending dan multifinace.
Baca Juga: Seabank Kantongi Laba Rp 378,8 Miliar, Naik 57% di 2024
Dalam penyaluran kredit tersebut, risiko kredit bermasalah masih cukup terjaga dengan langkah memitigasi risiko saat memberikan kredit kepada debitur. Pada kuartal pertama 2025, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross berada pada level 1,57% dan NPL net 0,17%.
Sementara itu, dari sisi pendanaan, Seabank mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 27 triliun atau tumbuh 10% secara year on year (yoy). Nah, DPK tersebut terdiri dari dana murah untuk giro sebesar Rp 5,52 triliun dan tabungan Rp 12,54 triliun, sedangkan untuk deposito sebesar Rp 8,98 triliun.
Sasmaya mengatakan, komposisi dana murah atau current account and saving account (CASA) sebesar 66%. Kedepan, Seabank akan tetap mempertahankan posisi dana murah lebih besar khususnya yang berasal dari dana-dana ritel tabungan. “Banyak nasabah tabungan di Seabank, terutama mereka yang aktif dalam kegiatan transaksi di Shopee,” tambahnya.
Di tahun 2025 ini, Seabank membidik pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tetap tumbuh solid, diantaranya perusahaan memproyeksikan kredit tumbuh 20% dan DPK tumbuh 10%. Strateginya adalah kredit tetap akan mengalir pada ekosistem yang sudah ada serta meningkatkan fasilitas kredit dengan plafon yang lebih besar.
Baca Juga: Cara Membuka Deposito Seabank dan Syaratnya bagi Nasabah
Selanjutnya: IHSG Bertahan di Zona Hijau, Saham-Saham Ini Paling Banyak Diborong Asing Kemarin
Menarik Dibaca: Sedang Naik Daun, Ini Lirik Lagu Mangu FourTwnty feat Charita Utami dan Maknanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News