Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami penurunan sejak awal tahun dan berlanjut menjelang akhir tahun ini. Meski menurun, pemain asuransi jiwa masih optimistis kinerja premi akan membaik.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai September 2019, pendapatan premi industri asuransi jiwa turun tipis 3,08% yoy menjadi Rp 136,78 triliun. Padahal pendapatan premi September tahun lalu masih mencapai Rp 141,14 triliun.
Baca Juga: AIA dan BCA luncurkan produk baru untuk memproteksi pensiunan
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan masih mengumpulkan data kinerja anggota asosiasi di kuartal III 2019. Namun penurunan premi terjadi pada periode sebelumnya yaitu kuartal II 2019 dipengaruhi oleh merosotnya premi baru.
“Premi baru menurun disebabkan oleh adanya beberapa perusahaan asuransi yang sebelumnya memasarkan produk single premium beralih untuk lebih banyak memasarkan produk regular,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10).
Premi baru mengalami sedikit perlambatan sebesar 8,8% dengan kontribusi terhadap total premi sebesar 60,5% sedangkan premi lanjutan justru mengalami kenaikan sebesar 5,8% dengan kontribusi sebesar 39,5%. Sampai akhir tahun, Togar percaya bahwa premi baru maupun lanjutan diproyeksi meningkat terhadap total premi menjadi 63% premi baru dan 37% premi lanjutan.
Meski demikian, asosiasi masih yakin industri asuransi jiwa sampai akhir 2019 mencatatkan pertumbuhan premi positif. Diperkirakan pendapatan premi asuransi tumbuh 10,5% dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: YLKI mempertanyakan perlindungan konsumen pinjaman fintech dari OJK
Penurunan premi industri tidak berpengaruh terhadap bisnis PT Capital Life Indonesia (Capital Life). Direktur Capital Life Robin Winata mengatakan, pendapatan premi Capital Life dari Januari – Oktober 2019 mencapai Rp 8,5 triliun, atau naik 32% dari tahun lalu Rp 6,4 triliun.
“Faktor pendorongnya, kami memaksimalkan kanal distribusi captive dan peningkatan kemitraan strategis dengan existing patner,” ungkap Robin.
Bahkan, Capital Life merevisi target premi tahun ini dari sebelumnya Rp 9,8 triliun menjadi Rp 10,4 triliun. Dengan alasan, bahwa potensi pangsa pasar asuransi yang masih besar, serta kebutuhan proteksi untuk masyarakat Indonesia masih ada.
Robin percaya, target tersebut akan terlampaui. Apalagi, perusahaan gencar melakukan pemasaran lewat kanal perbankan (bancassurance), serta mengandalkan layanan produk asuransi grup dan asuransi kredit yang melibatkan mitra strategis.
Baca Juga: Lepas saham MAGI, Bank Mandiri pertahankan kepemilikan saham di Axa Mandiri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News