Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum telah melaporkan kinerja mereka pada kuartal III-2025, dengan beberapa pemain yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba.
Salah satu emiten asuransi umum, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) atau yang dikenal dengan Oona Insurance Indonesia mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga kuartal III-2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (28/10/2025), laba bersih Oona Insurance tercatat sebesar Rp 62,93 miliar, naik 67,26% dibandingkan Rp 37,63 miliar per kuartal III-2024.
Presiden Komisaris Oona Insurance Indonesia, Abhishek Bhatia, menyatakan bahwa kenaikan kinerja perusahaan didorong oleh pemanfaatan pendapatan premi yang diinvestasikan secara optimal, sehingga pendapatan tumbuh positif. Selain itu, pengelolaan biaya yang efisien turut memberikan dampak positif terhadap laba perusahaan.
“Kami melakukan dengan baik pengelolaan biaya dengan lebih efisien dan baik dalam 12 hingga 18 bulan terakhir. Hal itu berdampak positif pada laba bersih," ucapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2025).
Kenaikan laba sejalan dengan meningkatnya total pendapatan perusahaan yang mencapai sebesar Rp 798,06 miliar pada periode Januari-September 2025. Realisasi tersebut tumbuh 17,48% dari Rp 679,29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan premi bruto juga mengalami kenaikan, dari Rp 634,44 miliar menjadi Rp 734,28 miliar, atau naik 15,73% secara tahunan (year on year/YoY).
Namun, hasil investasi perusahaan tercatat menurun, menjadi Rp 116,18 miliar, terkontraksi 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 121,02 miliar.
Dari sisi beban, jumlah beban perusahaan meningkat menjadi Rp 705,94 miliar, naik 12% dari Rp 629,42 miliar pada tahun sebelumnya.
Salah satu komponen utama beban yakni beban klaim bruto, tercatat melonjak 45,22% menjadi Rp 359,33 miliar, dibandingkan Rp 247,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Laba Asuransi Jasindo Melonjak 288%, Didorong Pertumbuhan Premi dan Efisiensi Risiko
Disisi lain, asuransi pelat merah PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp 127,30 miliar hingga September 2025, melonjak 288,90% dibandingkan Rp 32,73 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Operasional Asuransi Jasindo menjelaskan, kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan hampir seluruh lini bisnis, termasuk pendapatan premi yang naik 11,36% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3 triliun.
Adapun hasil underwriting tercatat tumbuh 21,88% menjadi Rp 299,42 miliar, dan hasil investasi meningkat 6,20% menjadi Rp 210,8 miliar. Sementara Rasio Solvabilitas (RBC) perusahaan tercatat 173,49%, jauh di atas ketentuan minimum OJK 120%.
“Pertumbuhan ini tidak lepas dari fokus pada portofolio bisnis berkualitas dan penerapan Risk Management Partnership dengan para tertanggung korporasi,” kata Ocke dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Dari sisi lini bisnis, lini engineering mencatat kenaikan premi terbesar, melonjak 263,59% menjadi Rp 241,35 miliar. Sektor energi juga menjadi kontributor utama dengan total premi lebih dari Rp 558,17 miliar.
Ocke bilang, pertumbuhan laba Jasindo tidak hanya didorong premi, tetapi juga efisiensi operasional dan pengendalian risiko klaim. Perusahaan menerapkan underwriting selektif untuk memastikan kualitas risiko dan profitabilitas jangka panjang.
“Kami menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas, strategi ini terbukti efektif memperkuat profitabilitas dan kepercayaan mitra bisnis,” jelasnya.
Baca Juga: Asuransi Bintang (ASBI) Berhasil Cetak Laba Rp 6,56 Miliar pada Kuartal III-2025
Sementara itu, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) berhasil membalikkan kinerjanya ke arah positif pada kuartal III-2025, setelah pada periode yang sama tahun sebelumnya masih mencatatkan rugi bersih.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (29/10/2025), laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih tercatat sebesar Rp 6,56 miliar pada kuartal III-2025. Capaian tersebut berbalik dari posisi rugi Rp 4,99 miliar yang dibukukan pada kuartal III-2024.
Meski demikian, pendapatan usaha bersih ASBI tercatat menurun menjadi Rp 65,23 miliar, atau turun 5,06% jika dibandingkan dengan capaian Rp 68,70 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ini sejalan dengan penurunan pendapatan jasa asuransi yang mencapai Rp 240,83 miliar, atau turun 17,42% dibandingkan Rp 291,52 miliar pada kuartal III-2024.
Dari sisi investasi, hasil investasi perusahaan juga sedikit melemah menjadi Rp 14,90 miliar, turun 6,78% dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 15,98 miliar.
Kendati demikian, ASBI mencatat pertumbuhan signifikan pada pendapatan investasi termasuk dari produk unitlink (PAYDI) yang melonjak 163,6%, dari Rp 1,53 miliar menjadi Rp 4,03 miliar.
Baca Juga: Tren Pembayaran Premi Bergeser, AAJI Sebut Asuransi Jiwa Perlu Terapkan Strategi Ini
Terakhir, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) membukukan laba sebesar Rp 8,9 miliar hingga September 2025. Namun jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Corporate Secretary YOII, Rahmat Dwiyanto mengatakan, realisasi tersebut merupakan hasil penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnis.
“Ada sedikit penyesuaian pada tingkat profitabilitas dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun secara umum kinerja tetap positif,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (29/10/2025).
Rahmat menjelaskan, selain selektivitas bisnis, laba YOII juga didukung langkah-langkah strategis seperti memperluas jangkauan pasar melalui kanal digital dan kemitraan strategis, menyesuaikan produk dengan kebutuhan masyarakat, serta meningkatkan kualitas portofolio melalui pengelolaan risiko yang hati-hati.
Ke depannya, YOII optimistis dapat mencatat pertumbuhan laba hingga akhir 2025. Dorongan tersebut berasal dari faktor musiman di kuartal IV dan kinerja produk asuransi kendaraan bermotor yang mulai dipasarkan sejak awal tahun.
“Seluruh strategi kami diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas, sehingga profitabilitas tetap terjaga,” tambahnya.
Baca Juga: Oona Insurance Beberkan Penyebab Laba Tumbuh 67,26% per Kuartal III-2025
Selaras dengan ini, Pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menilai kinerja asuransi umum pada kuartal III-2025 menunjukkan tren pemulihan, meski secara menyeluruh laporan resmi masih menunggu diterbitkan masing-masing perusahaan.
“Secara keseluruhan, industri asuransi di kuartal III menunjukkan tren pemulihan dengan pertumbuhan premi dan laba,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (29/10/2025).
Irvan menjelaskan, faktor utama yang memengaruhi laba perusahaan asuransi umum adalah peningkatan pada pendapatan premi, hasil underwriting, dan hasil investasi.
“Premi yang lebih tinggi, klaim lebih rendah, serta hasil investasi yang kuat akan mendorong profitabilitas. Sebaliknya, penurunan ketiga faktor ini dapat menekan laba,” katanya.
Selain itu, beberapa faktor eksternal juga berpotensi memengaruhi kinerja, antara lain inflasi yang dapat meningkatkan biaya klaim, regulasi baru yang memengaruhi pendapatan premi dan biaya operasional, serta kondisi ekonomi makro atau bencana alam.
Meskipun demikian, Irvan menilai tantangan industri masih cukup besar. Tekanan dari kenaikan risiko yang tidak diimbangi premi, kondisi pasar reasuransi global yang ketat (hard market), rendahnya literasi dan penetrasi asuransi di segmen ritel dan UMKM, serta transformasi digital yang belum merata, menjadi pekerjaan rumah bagi pemain hingga akhir tahun.
Selanjutnya: Kinerja Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) Diproyeksi Naik, Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 3 Fakta Tentang Pori-Pori Wajah, Benarkah Bisa Dihilangkan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













