Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan terdapat tren pergeseran perilaku masyarakat yang lebih memilih untuk membayarkan premi secara reguler ketimbang tunggal. Hal itu disebabkan oleh belum pulihnya daya beli masyarakat.
Untuk menghadapi tren itu, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan asuransi jiwa perlu menerapkan sejumlah strategi. Dia bilang salah satunya perusahaan asuransi jiwa perlu menghadirkan produk yang sederhana, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, tanpa mengurangi manfaat proteksi.
"Inovasi layanan digital juga penting agar akses terhadap asuransi makin mudah, cepat, dan inklusif," ungkapnya kepada Kontan, Senin (27/10/2025).
Baca Juga: Dana Pensiun Didorong Investasi di Instrumen Energi Terbarukan, Ini Kata Dapen BCA
Selain itu, Togar menyebut asuransi jiwa perlu terus beradaptasi dengan kondisi dan preferensi masyarakat saat ini. Menurutnya, upaya edukasi dan literasi keuangan juga harus makin diperkuat agar masyarakat memahami bahwa asuransi adalah bagian penting dari perencanaan keuangan jangka panjang.
Lebih lanjut, Togar menerangkan pergeseran perilaku masyarakat yang lebih memilih untuk membayarkan premi secara reguler ketimbang tunggal tercermin dari data AAJI.
Pada Semester I-2025, total pendapatan premi industri asuransi jiwa tercatat Rp 87,60 triliun, atau terkontraksi 1% secara Year on Year (YoY).
Dia menyebut penurunan itu terutama berasal dari premi tunggal (lump sum) yang terkontraksi 9,6% YoY, menjadi Rp 32,28 triliun pada semester I-2025. Adapun premi reguler (berkala) justru meningkat 4,8% YoY, menjadi sebesar Rp 55,32 triliun.
Togar menjelaskan umumnya, premi tunggal memiliki nilai yang besar karena dibayarkan sekaligus untuk satu periode kontrak, sedangkan premi reguler dibayarkan bertahap sehingga lebih ringan bagi masyarakat.
Baca Juga: AAJI Meyakini Persaingan di Industri Asuransi Jiwa Dilakukan Secara Sehat
Meski terjadi pergeseran perilaku, AAJI menilai kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki asuransi justru meningkat. Hal itu ditunjukkan dari jumlah tertanggung industri asuransi jiwa yang meningkat signifikan, baik individu sebesar 16,2% YoY maupun kumpulan sebesar 7,4% YoY.
"Artinya, makin banyak masyarakat yang kini terlindungi asuransi jiwa, meski dengan nominal premi yang lebih kecil dan pola pembayaran berkala. Hal itu menjadi sinyal positif bahwa asuransi kini makin dianggap sebagai kebutuhan keuangan utama, bukan lagi barang sekunder," kata Togar.
Selanjutnya: Samsung S25 Gunakan Corning Gorilla Glass Victus 2, Ada Fitur Always on Display
Menarik Dibaca: Samsung S25 Gunakan Corning Gorilla Glass Victus 2, Ada Fitur Always on Display
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













