Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum memproyeksikan bisnis asuransi marine hull atau rangka kapal memiliki prospek yang cerah dan bisa terus bertumbuh hingga akhir tahun ini. Hal itu salah satunya dinyatakan oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo).
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema mengatakan ada sejumlah hal yang membuat ?prospek asuransi marine hull yang masih cerah ke depannya. Salah satunya, yaitu dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas ekonomi hingga peningkatan volume perdagangan maritim, yang akhirnya akan ada akuisisi tertanggung baru.
"Namun, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai, seperti fluktuasi harga di sektor industri pelayaran, bencana alam, hingga geopolitik internasional, yang memengaruhi ekonomi global khususnya ke industri pelayaran," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (21/8).
Gema menerangkan pendapatan premi bruto dari lini asuransi marine hull sebesar Rp 130,01 miliar pada semester I-2024. Nilai itu naik signifikan 41,93%, jika dibandingkan dengan pencapaian yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Asei Catat Pendapatan Premi Marine Hull Capai Rp 8,24 Miliar pada Semester I-2024
Senada dengan Jasindo, PT Asuransi Asei Indonesia juga memproyeksikan kinerja lini asuransi marine hull masih akan cerah dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga akhir tahun.
Chief Technical Officer Asei Irsyam Fasya menyebut hal itu seiring dengan peningkatan perbaikan regulasi pemerintah yang mengatur tentang perdagangan maritim dan realisasi proyek infrastruktur dalam ruang lingkup perkapalan.
"Selain itu, prospek cerah itu ditandai juga dengan masih tingginya aktivitas pengangkutan yang sangat memengaruhi asuransi pengangkutan, terutama kegiatan pelayaran," katanya kepada Kontan, Rabu (21/8).
Dengan demikian, Irsyam menyampaikan potensi risiko yang dapat menjadi kendala ekonomis untuk usaha perkapalan dapat ditransfer melalui asuransi marine hull. Hal itu juga yang menyebabkan asuransi marine hull menjadi bisnis yang menjanjikan.
Meskipun demikian, Irsyam mengatakan ada sejumlah hal yang harus diwaspadai terkait bisnis asuransi marine hull. Salah satunya, yakni risiko yang disebabkan kondisi alam sehingga memengaruhi kondisi kapal. Selain itu, adanya kegagalan teknis di dalam kapal hingga kondisi rute yang dapat mencakup kesalahan navigasi.
Adapun Asei membukukan pendapatan premi marine hull pada semester I-2024 sebesar Rp 8,24 miliar. Nilai itu tumbuh 116%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Setali tiga uang, PT Asuransi Central Asia (ACA) juga memproyeksikan asuransi marine hull masih memiliki prospek yang positif. Meskipun demikian, Head of Division Marine & Aviation Asuransi Central Asia Hasudungan Sianipar menyebut perusahaan juga harus menerapkan prinsip prudent underwriting dengan seleksi risiko yang ketat untuk menangkap prospek tersebut.
Baca Juga: Lini Bisnis Pembiayaan Astra Financial Catatkan Kinerja Positif pada Semester I-2024
"Seiring dengan prospek yang positif itu, tentu masih ada hal yang harus diwaspadai perusahaan di lini bisnis marine hull. Salah satunya, terkait iktikad baik (moral hazard) dari ship owners dan/atau operator kapal dalam mengelola kapal dan manajemen risiko kapal," ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/8).
Hasudungan menerangkan pendapatan premi perusahaan dari asuransi marine hull pada semester I-2024 mencapai Rp 79,27 miliar. Adapun nilai itu tumbuh 23%, jika dibandingkan dengan pencapaian semester I-2023.
Sebagai informasi, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi asuransi marine hull industri tercatat sebesar Rp 895 miliar pada kuartal I-2024. Nilai itu meningkat 27,4%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News