Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan mencatatkan pertumbuhan yang positif dalam transaksi cash management. Pertumbuhan ini turut mendorong pendapatan berbasis komisi alias fee based income dan juga dana murah bank.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya, yang mencatatkan pertumbuhan pengguna BTN Cash Management sudah meningkat 10% dari awal tahun sampai dengan April 2024. Adapun, secara volume transaksi meningkat 11% secara tahunan atau year on year (YoY) dengan nilai transaksi mencapai Rp 63,7 triliun.
"Tahun ini kami fokus kepada nasabah eksisting agar dapat aktif bertransaksi terutama nasabah debitur sehingga jumlah nasabah tidak hanya angka namun juga berkualitas dari sisi penggunaan BTN Cash Management," kata Ramon Armando, Corporate Secretary BTN kepada kontan.co.id, Rabu (22/5).
Baca Juga: Genjot Realisasi KPR Non Subsidi, BTN Resmikan Sales Center Baru di 3 Kota Besar
Sampai dengan April 2024, pengguna BTN Cash Management juga telah berjumlah 15.600 company. Nasabah Cash Management BTN juga Masih di dominasi nasabah dari industri property related seperti developer, kontraktor, education, dan healthcare.
Hingga akhir tahun, Perseroan menargetkan nasabah pengguna BTN Cash Management dapat mencapai 17.000 Company.
"Tahun ini kami juga menargetkan peningkatan jumlah transaksi dan volume meningkat 10% dari tahun lalu menjadi sekitar 1,5 juta transaksi dengan volume Rp 180 triliun," ujar Ramon.
Ramon mengatakan, Cash Management memang masih menjadi layanan champion di BTN untuk institusi dimana 70% dana pihak ketiga ditopang oleh institusi. Pihaknya juga banyak melakukan peningkatan fitur dan kemudahan layanan pada Cash Management System agar menarik minat nasabah untuk bertransaksi.
Baca Juga: BRI Raih Tiga Gelar Bergengsi Euromoney Trade Finance Award 2024
Selain peningkatan aktivasi transaksi melalui pendekatan nasabah eksisting, dalam menggenjot bisnis ini, pihaknya juga akan menambahkan banyak fitur baru yang memberikan kemudahan khususnya kepada nasabah ekosistem industri property related.
Kemudian, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga melakukan berbagai pengembangan bisnis dan inovasi layanan Cash Management, untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berkembang.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, kemudahan dan fleksibilitas transaksi yang ditawarkan oleh Cash Management BCA turut berkontribusi dalam menjaga arus kas dalam ekosistem BCA, sehingga menopang pertumbuhan dana pihak ketiga, khususnya CASA.
Hingga Maret 2024, jumlah nasabah yang menggunakan layanan Cash Management BCA tumbuh sebesar 13% YoY.
"Cash Management BCA menjalankan berbagai strategi, yakni membangun ekosistem digital melalui Open Banking API berbasis SNAP, Multi Payroll, deepening & expanding komunitas bisnis, pengembangan solusi tailor made yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta meningkatkan customer engagement dan people excellence," ungkap Hera.
Dalam pengembangan layanan Cash Management, BCA juga memanfaatkan big data, data analytics dan business intelligence untuk mendukung keputusan bisnis, serta memperluas kolaborasi melalui digital strategic partnership sebagai salah satu bentuk value-added services.
Baca Juga: Laba Bank Muamalat Tergerus 72,7% YoY Jadi Rp 2,78 Miliar pada Kuartal I-2024
Adapun pertumbuhan transaksi dan nasabah Cash Management BCA turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga BCA. Secara keseluruhan, pendapatan selain bunga BCA naik 6,8% YoY menjadi Rp 6,4 triliun pada kuartal I-2024, ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 8,6% YoY.
"Ke depan, kami berharap bisnis cash management BCA dapat terus bertumbuh positif di 2024. Kami akan terus menghadirkan inovasi solusi serta meningkatkan sinergi melalui pengembangan digital strategic partnership guna menciptakan seamless ecosystem yang akan menjamin kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi," pungkas Hera.
Adapun Sekretaris Perusahaan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Hayunaji mengakui, perkembangan bisnis Cash Management System (CMS) Bank Muamalat Madina menunjukkan tren yang positif, kendati tidak disebutkan berapa pertumbuhannya hingga saat ini.
"Segmen nasabah yang menggunakan layanan CMS Bank Muamalat terdiri dari berbagai institusi, dengan fokus utama pada lembaga keuangan syariah, institusi pendidikan, dan sektor kesehatan," katanya.
Hayunaji menyebut, layanan CMS Madina digunakan untuk manajemen keuangan nasabah, di antaranya remunerasi pegawai, pembayaran pajak, PDAM, ZIS, dan tagihan BPJS baik Ketenagakerjaan maupun Kesehatan serta pembayaran remitansi.
Baca Juga: Muamalat Bank's Profit Eroded by 72.7% YoY to IDR 2.78 Billion in Q1-2024
Selain itu, CMS Madina juga dimanfaatkan nasabah korporasi untuk memonitor dan melakukan transaksi perbankan nontunai secara real-time, yang mencakup seluruh rekening yang berada di Bank Muamalat.
Adapun strategi yang dilakukan Bank Muamalat untuk meningkatkan bisnis CMS mencakup berbagai program dan inisiatif untuk meningkatkan utilisasi layanan Madina.
Salah satunya adalah Madina Activation Program (MAP) 2024, yang memberikan bebas biaya transaksi hingga 50 kali dan bebas biaya provisi remittance pada transaksi pengiriman uang dalam valuta asing selama empat bulan bagi nasabah baru dan eksisting yang belum aktif menggunakan Madina.
Baca Juga: Chandra Asri Pacific (TPIA) Decides to Distribute US$ 30 Million Cash Dividend
"Selain itu, Bank Muamalat juga mengadakan Madina Transactional Competition (MTC) yang menawarkan hadiah voucher senilai Rp5 juta rupiah bagi 3 nasabah dengan poin transaksi tertinggi setiap 3 bulannya melalui Madina," tambahnya.
Upaya lainnya kaya Hayunaji adalah pelatihan rutin Madina Class Training (MCT) yang dilakukan secara online setiap minggu untuk membantu nasabah baru maupun eksisting dalam mengaktifkan dan memaksimalkan penggunaan layanan Madina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News