kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sejumlah BPD berencana melantai di bursa, begini persiapannya


Rabu, 21 April 2021 / 15:46 WIB
Sejumlah BPD berencana melantai di bursa, begini persiapannya
ILUSTRASI. Nasabah tengah transaksi perbankan di Teller Kantor Pusat Bank DKI, Jakarta Pusat. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah bank daerah yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum bertambah. Meskipun sejak dua tahun lagi ada beberapa bank lagi yang ingin menyusul PT Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk (BJB), PT Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk, dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk bertengger di bursa, namun belum ada yang terealisasi.

Kondisi pasar saham yang tertekan jadi alasan beberapa bank mengundur rencana IPOnya. Bank DKI salah satu yang sudah sejak 2019 ingin melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). 

Tahun lalu, rencana itu juga ditunda karena kondisi pasar yang dinilai belum tepat di tengah tekanan pandemi Covid-19.

Kepala Divisi Investor Relation Bank DKI Arie Rinaldi mengatakan, Bank DKI telah melakukan beberapa persiapan IPO, mulai dari pembentukan tim IPO, melakukan Benchmark pelaksanaan IPO pada beberapa bank, dan menunjuk berbagai lembaga penunjang pelaksanaan IPO. 

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Rencana IPO Dua BPD Tertunda

"Namun, sampai saat ini kondisi ekonomi masih dibayangi dengan ketidakpastian imbas dari situasi pandemi. Kondisi pasar saham pun masih belum pulih sepenuhnya karena secara fundamental mayoritas emiten tertekan tahun lalu. Kami masih menunggu momentum yang tepat untuk melanjutkan rangkaian pelaksanaan IPO dan dapat masuk ke bursa dengan nilai yang optimal," kata Arie Rinaldi Kepala Divisi Hubungan Investor Bank DKI kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4).

Arie belum bisa menyampaikan jumlah saham Bank DKI yang akan dilepas ke publik nantinya karena masih harus menunggu perizinan dari pemegang saham. 

Sementara untuk mendukung rencana ekspansi tahun ini, Bank DKI masih akan mengandalkan pendanaan secara konvensional dari penghimpunan dana masyarakat karena likuiditasnya masih longgar.

Bank Sumut yang sudah merencanakan IPO sejak 2020 juga memilih menunda rencana tersebut ke kuartal II 2021 menunggu kondisi pasar lebih stabil pasca tertekan akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, perseroan menjadwalkan untuk mempersiapkan proses awal IPO. 

"Proses awal IPO sudah tercantum dalam RBB tahun 2021. Saat ini sebagai tahap awal, Bank Sumut sedang melakukan proses pemilihan advisory untuk mendampingi bank dalam melaksanakan IPO dan selanjutnya bank akan melakukan sosialisasi kepada calon investor," jelas Syahdan Siregar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut. 

Target saham yang akan dilepaskan ke publik tidak berubah yakni sekitar 20% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Sementara dana yang akan dibidik akan ditargetkan setelah mendapat keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca Juga: Lebih Kebal Corona, Kinerja Keuangan BJBR Tahun Ini Tetap Terjaga

Adapun PT Bank Pembangunan Daerah Sumsel Babel (BSB) belum berencana melakukan IPO tahun ini. Antonius Prabowo, Direktur Pemasaran BSB mengatakan, hingga saat ini belum diputuskan kapan akan jadi perusahaan terbuka.  

Untuk memperkuat permodalan, BSB masih mengandalkan injeksi dari pemegang saham eksisting yang selalu rutin dilakukan setiap tahunnya.

Anak usaha BJB yakni BJB Syariah juga berencana melakukan penambahan modal. Opsi IPO salah satu yang dikaji bank ini untuk ditempuh. 

"Untuk sumber penambahan modal masih dalam proses pengkajian tim internal kami. Beberapa opsi dikaji  baik IPO, sumber Pendanaan lain ataupun investor strategic. Kami sedang melakukan benchmarking dan persiapan yang dibutuhkan oleh tim," kata Roby Asmana Sekretaris Perusahaan BJB Syariah.

Per Desember 2020, BJB Syariah memiliki modal inti sebesar Rp 1,04 triliun. Per Maret 2021, bank mencatatkan pembiayaan tumbuh 9,23% secara year on year dari Rp 5,39 triliun menjadi Rp 5,88 triliun.  Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 10,03% yoy menjadi Rp 6,15 triliun dan asetnya meningkat 12,6% menjadi Rp 8,26 triliun.

Selanjutnya: OJK banyak terima tawaran investor untuk akuisisi bank di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×