kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Sejumlah Perusahaan Reasuransi Bukukan Pertumbuhan Kinerja Sepanjang 2024


Jumat, 24 Januari 2025 / 16:30 WIB
Sejumlah Perusahaan Reasuransi Bukukan Pertumbuhan Kinerja Sepanjang 2024
ILUSTRASI. Perusahaan reasuransi atau reinsurance PT Reasuransi MAIPARK Indonesia. Sejumlah perusahaan reasuransi di Indonesia mencatat pertumbuhan kinerja positif di sepanjang tahun 2024.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan reasuransi di Indonesia mencatat pertumbuhan kinerja positif di sepanjang tahun 2024.

PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) misalnya, yang mencatat kinerja positif pada pendapatan premi dan klaim yang telah dibayarkan di sepanjang tahun 2024.

Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung mengatakan, pendapatan premi perusahaan tercatat Rp 350 miliar pada 2024 lalu. Ia mengklaim nilai tersebut tumbuh sebanyak dua digit. 

Baca Juga: Reasuransi Maipark Catat Pertumbuhan Kinerja Positif pada 2024

"Sedangkan klaim yang telah dibayarkan di sepanjang 2024 senilai Rp 8 miliar. Nilai tersebut meningkat sekitar 6% secara year on year (YoY) atau tahunan," kata Kocu kepada Kontan, Kamis (23/1).

Adapun, di sepanjang tahun 2025 ini, Reasuransi Maipark telah menyusun sejumlah strategi untuk mengoptimalkan kinerjanya. Di antaranya, meningkatkan kualitas analisis risiko, mengembangkan produk reasuransi yang inovatif, dan berencana untuk memperkuat kemitraan strategis dengan berbagai pihak.

Selain itu, Maipark juga berupaya untuk meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi mitra asuransinya dan berinvestasi dalam teknologi digital.

"Dengan strategi ini, perusahaan berupaya untuk bertahan dalam kondisi pasar yang menantang, tapi juga tumbuh dan berkontribusi secara signifikan dalam industri reasuransi kebencanaan di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Reasuransi Perkuat Retensi Agar Premi Tak Lari ke Luar Negeri

Sementara itu, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatat pendapatan premi bruto Rp 3,29 triliun atau meningkat 13% secara YoY.

Property & Engineering Group Head Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) Aris Karyadi mengungkapkan, peningkatan ini mencerminkan kinerja yang solid di tengah dinamika pasar reasuransi yang menantang.

"Di sisi lain, klaim yang dibayarkan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 32% secara YoY dengan total klaim sebesar Rp 1,54 triliun," kata Aris kepada Kontan, Kamis (23/1).

Aris menilai, saat ini Indonesia menghadapi tantangan risiko perubahan iklim hingga ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi. Ini berdampak pada hardening market yang saat ini masih terkonsentrasi pada beberapa lini usaha. Misalnya, marine hull, properti dan reasuransi bencana alam.

Namun, Aris menilai terdapat beberapa faktor pendukung yang dapat membantu menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya prospek pertumbuhan ekonomi dan investasi infrastruktur yang menciptakan peluang meningkatnya kebutuhan reasuransi.

Baca Juga: Dongkrak Kinerja, Sejumlah Perusahaan Reasuransi Siapkan Strategi untuk Tahun Depan

Dengan begitu, Tugure optimistis bisa mengejar target premi yang dipatok senilai Rp 3,6 triliun di sepanjang tahun 202 ini. Target ini naik 12% dari capaian tahun 2024.

Sebagai informasi, berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya penurunan pendapatan premi serta klaim pada perusahaan reasuransi hingga November 2024.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, pendapatan premi perusahaan reasuransi mencapai Rp 25,12 triliun hingga November 2024 atau mengalami penurunan sebesar 5,41% YoY. 

Kemudian, klaim juga terkontraksi turun 5,2% secara YoY menjadi Rp 13,03 triliun. Sedangkan total aset reasuransi masih tumbuh 6,25% secara YoY.

Baca Juga: Menilik Prospek Asuransi Umum pada Tahun Depan

"Perusahaan reasuransi tengah menghadapi tantangan mencakup dinamika pasar yang semakin kompleks, terutama terkait hardening market dan keterbatasan kapasitas reasuransi domestik," kata Ogi dalam lembar jawaban tertulis OJK, Rabu (22/1).

Sebagai informasi, hardening market merupakan kondisi atau fenomena yang diyakini dapat memicu penurunan kinerja industri asuransi dan reasuransi. Fenomena itu salah satunya bisa menyebabkan industri melakukan penyesuaian tarif premi.

Ogi menilai, fenomena hardening market ini masih terjadi di sektor seperti properti dan engineering. Sementara itu kapasitas reasuransi dalam negeri juga tebilang masih terbatas untuk menampung risiko-risiko yang besar sehingga harus mengandalkan reasuransi luar negeri.

Selanjutnya: Masih Rp 4 Jutaan, Ini Daftar Harga Redmi Note 14 Pro 5G Indonesia

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Sambut Ramadan 24-29 Januari 2025, Sirup Marjan Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×