Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengakui, penurunan daya beli masyarakat akan mempengaruhi roda bisnis, termasuk pada sektor asuransi umum.
Namun, Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto menilai industri asuransi umum diperkirakan masih akan tetap tumbuh positif pada tahun depan.
Meski demikian, ia mengimbau agar pemain asuransi umum tetap menyiapkan strategi guna memitigasi tantaangan yang terjadi.
"Karena perubahan perilaku konsumen juga menuntut penyesuaian dari industri di mana produk-produk yang lebih personal serta berbasis digital semakin menjadi pilihan," kata Bern kepada Kontan, Senin (25/11).
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Umum Catat Kenaikan Premi
Mengenai hal ini, PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) memperkirakan bahwa industri asuransi umum pada tahun depan masih akan dihadapi oleh sejumlah tantangan.
Menurut Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung mengatakan, perusahaan akan memanfaatkan momen ini sebagai peluang untuk memperkuat posisinya di sektor asuransi umum.
"Dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh industri asuransi umum, kami telah merumuskan serangkaian strategi yang bertujuan untuk memperkuat posisi kami dan meningkatkan ketahanan terhadap risiko bencana," ujarnya kepada Kontan, Senin (25/11).
Adapun strategi yang dilakukan perusahaan yaitu, meningkatkan dan kualitas analisis risiko, tetap fokus pada reasuransi yang inovatif, kemudian berencana untuk memperkuat kemitraan strategis dengan berbagai pihak, meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi mitra asuransi, dan terus berinevstasi dalam teknologi digital.
"Dengan langkah-langkah strategis yang tepat dan fokus pada inovasi produk, Maipark berharap dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada industri asuransi di Indonesia," ungkapnya.
PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah menyampaikan sejumlah strategi yang akan diterapkan pada tahun depan. Salah satunya mengenai penggarapan nasabah korporasi melalui ekosistem play.
Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan, penggarapan nasabah korporasi itu akan menjadi fokus utama perusahaan pada tahun depan.
"Jasindo memproyeksikan pertumbuhan premi sebesar 9,55% dari pragnose tahun 2024, di mana lini bisnis pada segmen korporasi diproyeksikan bisa memberikan kontribusi 75% dari total target pendapatan premi tahun depan," ujarnya kepada Kontan, Senin (25/11).
Baca Juga: Angka Kecelakaan Masih Tinggi, AAUI Minta Asuransi Wajib TPL Segera Direalisasikan
Sementara lini bisnis pada segmen ritel diproyeksikan dapat berkontribusi sebesar 25% dari total target pendapatan premi.
Adapun total pendapatan premi Jasindo per Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 2,95 triliun, atau meningkat sebesar 26,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,33 triliun.
PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk atau Zurich Indonesia menyampaikan, akan menambah kualitas dari layanan-layanan perusahaan, salah satunya dengan melakukan up selling produk dan cross selling produk yang saat ini trennya sedang meningkat.
Country Manager Zurich Indonesia sekaligus Presiden Direktur Zurich Asuransi Indonesia, Edhi Tjahja Negara menjelaskan, akan terus melakukan inisiatif untuk mendorong penetrasi asuransi di Indonesia. Selain itu, pihaknya akan berfokus pada inovasi dan kolaborasi yang lebih solid, untuk dapat menjawab kebutuhan pasar yang dinamis dan berkembang.
"Kami percaya bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat, Zurich akan terus menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat," ujarnya saat konferensi pers, Senin (25/11).
Zurich optimistis bisa mencatat pertumbuhan double digit pada tahun depan, terutama pada beberapa produk asuransi Zurich yaitu asuransi perjalanan dan asuransi kesehatan, yang menurutnya memiliki peluang seiring dengan kebutuhan yang ada saat ini.
Melansir laporan keuangan perusahaan per Oktober, premi bruto tercatat meningkat sebesar 14,60% secara year on year (YoY) menjadi senilai Rp 2,20 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah premi senilai Rp 1,92 triliun.
Edhi bilang, tumbuhnya pendapat premi perusahaan ini didorong oleh sejumlah lini bisnis yang juga mengalami peningkatan pendapatan premi. Pendapatan premi bruto (gross written premium atau GWP) asuransi Harta Benda & Kerugian tumbuh sebesar 17% secara YoY.
Meski tidak bisa menyebut nilai preminya, Edhi mengklaim premi asuransi kendaraan bermotor pun meningkat sebesar 4% secara YoY dan menjadi salah satu penyumbang kontribusi dalam kinerja Zurich Indonesia.
Sementara itu, jumlah polis Zurich Travel Insurance juga meningkat sebesar 143% per Oktober 2024 dengan premi mencapai Rp 250 miliar. Pada periode yang sama, Zurich Indonesia telah membayarkan klaim senilai Rp 1,5 triliun.
"Nasabah kami juga meningkat 17% secara YoY pada kuartal III-2024, ini menjadi bukti komitmen Zurich dalam melayani nasabah sesuai dengan kebutuhannya," tuturnya.
Selanjutnya: Harga Pangan di Maluku Selasa (26/11): Garam, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Naik
Menarik Dibaca: 6 Bunga Khas Natal yang Bisa Jadi Referensi untuk Dekorasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News