Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan venture capital (VC) East Ventures meilihat sektor digital di Indonesia memasuki babak baru, di mana sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2009 hingga 2021 dengan valuasi startup digital naik dan mencapai puncaknya pada 2020 sampai 2021.
Co-Founder and Managing Partner at East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa di tahun 2022 sampai 2023, industri masuk ke babak di mana terjadi kenaikan suku bunga bertubi-tubi di Amerika Serikat, inflasi yang susah dikontrol, perang Rusia-Ukraina yang membuat global supply chain terganggu.
“Sehingga seluruh ekosistem teknologi secara global sedang menghadapi tekanan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (17/7).
Baca Juga: East Ventures Lirik Pendanaan Ke Perusahaan Bidang Artificial Intelligence
Wilson menuturkan, hal ini memberikan ketidakpastian dan berbagai tantangan. Menurutnya, perusahaan modal ventura perlu fokus dalam berefisiensi dan berhati-hari karena uang yang dulunya murah, sekarang menjadi mahal.
“Dari sisi investor, mereka semakin berhati-hati dalam memberikan pendanaan. Namun, perlu selalu diingat bahwa uang masih tersedia untuk perusahaan yang baik,” tuturnya.
Meski begitu, Wilson bilang, pihaknya tetap aktif melakukan investasi ke perusahaan teknologi di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
“Hingga semester I-2023, kami telah melakukan setidaknya 17 deals dan kami akan terus melakukan investasi ke depannya karena situasi di Indonesia yang baik, ekonomi kita masih bertumbuh melebihi target kuartal lalu, suku bunga terkontrol dan pasar domestik yang besar,” terangnya.
Baca Juga: East Ventures Jaring Dana Kelolaan US$ 250 Juta
Lebih lanjut, Wilson menambahkan bahwa sebagai perusahaan venture capital yang terbuka pada semua sektor atau sektor agnostik, perusahaan telah memberikan pendanaan ke berbagai sektor.
“Seperti Ringkas dari sisi proptech, SoLeLands dari sisi edu-tech, dan banyak lainnya,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News