Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
"Di tahun ini BNI akan memperkuat pengeloaan kualitas aset kredit melalui enhancement tools penyaluran kredit, risk rating dalam proses penilaian debitur dan monitoring debitur secara lebih intensif," imbuhnya.
Dus, dengan demikian bank bersandi bursa BBNI ini yakin kinerja keuangan di 2020 masih akan sejalan dengan target.
Baca Juga: Ini sektor yang perlu dihindari bank di awal tahun 2020
Bukan hanya bank besar saja, bank menengah seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) rupanya juga sudah menyiapkan strategi penjagaan NPL. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan pihaknya juga akan lebih selektif memberikan kredit, terutama untuk kredit korporasi.
Bank bersandi bursa BJTM ini mengarahkan kebijakan penyaluran kredit korporasi ke program prioritas pemerintah saja. Seperti pembangunan infrastruktur terutama jalan tol dan mendorong kredit usaha mikro, kecil dan menengah.
"Target kami cenderung stabil melihat risiko bisnis, terutama bisnis ekspor impor bahan baku dari China," katanya.
Walhasil, Bank Jatim menargetkan posisi NPL akan ada di kisaran 2,72% tahun ini atau membaik dari posisi 2,77% di Desember 2019 lalu. Walau ancaman ekonomi global sangat nyata, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini belum mencatatkan adanya kenaikan NPL di awal tahun 2020.
Sama seperti dua bank sebelumnya, bank kecil seperti PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) juga belum mencatat kenaikan NPL di awal tahun ini. Direktur Kepatuhan BWS I Made Mudiastra mengungkap bahwa NPL perseroan di awal tahun ini masih akan terjaga di 1,64%.
Baca Juga: Daftar Positif Investasi tak kunjung terbit, Kemenko: Sudah tahap finalisasi
Kendati demikian, memang ada potensi kenaikan NPL, namun bukan dari sektor yang dikhawatirkan terkena imbas perlambatan ekonomi global seperti manufaktur. "NPL awal tahun kebanyakan akibat telat bayar di sektor multifinance," katanya.
Di sisi lain, Made meramal di iklim ekonomi saat ini, bank kecil bakal merasakan imbas perlambatan pula khususnya di sektor perdagangan. "NPL tahun ini kami jaga di 1,7% sampai 1,8%. Saat ini di Februari masih 1,64%," singkatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News