kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Selama Bunga Tinggi, Kredit Tetap Lesu


Jumat, 07 November 2008 / 08:01 WIB
Selama Bunga Tinggi, Kredit Tetap Lesu


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Para pemilik kendaraan bermotor tentu bersorak mendengar kabar penurunan harga bensin bersubsidi dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. Namun bagi industri multifinance, penurunan harga bensin sebesar Rp 500 tak terlalu berpengaruh.

Penurunan harga bensin hanya menolong penyaluran kredit pembelian motor. Sementara terhadap bisnis perusahaan multifinance yang lain, seperti pembiayaan mobil baru atau alat berat, penurunan harga bensin tak berpengaruh.

Faktor yang lebih dominan dalam bisnis pembiayaan mobil dan alat berat adalah bunga bank. Mengingat selama tiga bulan terakhir bank terus mengerek bunga kredit, maka multifinance mau tak mau harus ikut menaikkan bunga pinjaman ke nasabah.

Saat ini, bunga pinjaman dari perbankan paling kecil berkisar antara 15% sampai 16%. "Kami perlu mendapat marjin bunga 4% dari nasabah untuk menutup biaya operasional dan lain-lain," tambah Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansyah.

Dennis pun memprediksi pembiayaan mobil dan alat berat bakal melambat karena makin sedikit jumlah konsumen yang mampu menanggung bunga. Kelesuan di industri multifinance sebenarnya tercermin dari penurunan angka penjualan. Karena sebagian besar penjualan mobil, terutama yang baru, bersifat kredit. Jadi angka penyaluran kredit multifinance dengan angka penjualan mobil baru selalu bergerak searah.

Penjualan merosot

Di pasar mobil, penurunan penjualan sudah terlihat. Gabungan Industri Otomotif (Gaikindo) menyatakan penjualan dari pabrikan ke dealer selama Oktober 2008 turun 2% menjadi 54.000 unit, dari 55.230 unit pada September. Di pasar ritel, penurunan penjualan lebih tajam lagi. Dari 50.000 unit pada September menjadi 48.000 unit selama Oktober.

Dennis memprediksi, penyaluran kredit pembelian mobil dari multifinance akan merosot sekitar 5% setiap bulan. Berdasarkan data APPI, nilai kredit kendaraan bermotor multifinance berkisar Rp 7 triliun-
Rp 10 triliun per bulan.

Ada juga perusahaan multifinance yang mengaitkan penurunan kredit kendaraan bermotor dengan kebijakan menjaga kualitas kredit. "Selain karena permintaan sedang turun, kami juga harus menjaga kualitas," ujar Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim.

Pada September 2008, BCA Finance mengucurkan kredit Rp 800 miliar untuk pembelian 800.000 unit kendaraan. Namun di Oktober, kredit kendaraan yang disalurkan BCA turun 10%. Saat ini, BCA Finance memasang bunga efektif untuk pembiayaan kendaraan bermotor sekitar 16% per tahun.

Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. Hafid Hadeli mengaku penurunan harga bensin bisa menjadi darah segar pendongkrak kembali penyaluran kredit kendaraan bermotor. "Tapi sepanjang bunga masih tinggi, harga bensin tak berpengaruh," tambahnya.

Dalam pengamatan Hafid, faktor bunga lebih menentukan tinggi rendahnya penyaluran kredit multifinance. Penjualan bulanan di Adira juga sudah turun dari Rp 1,6 triliun pada September 2008 menjadi Rp 1,2 triliun pada Oktober 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×