Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Ini juga bakal melanjutkan tren yang terjadi tahun lalu. Per kuartal III-2019 perseroan mencatat penurunan rasio 67 bps (yoy) menjadi 3,46% dibandingkan kuartal III-2018 sebesar 4,12%.
“Ke depan NIM akan terus tergerus. Namun kami akan meningkatkan pendapatan komisi agar profitabilias kami dapat terjaga,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/1).
Pendapatan komisi perseroan akan didorong melalui peningkatan kanal pembayaran elektronik alias e-channel. Hariyono juga bilang selain mendorong pendapatan komisi, strategi ini juga diharapkan menopang pertumbuhan dana murah alias current acconut and saving account (CASA) perseroan yang ditargetkan bisa mencapai 30%-35% tahun ini.
Baca Juga: Sekitar 99% debitur BTPN Syariah adalah perempuan, ini alasannya
Pesimisme serupa juga disebut oleh Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surdaujaja. Rasio perseroan memang tercatat anjlok 27 bps (yoy) dari 4,19% pada kuartal III-2018 menjadi 3,92% pada kuartal III-2019.
“Tahun lalu pertumbuhan kredit BUKU 3 memang jauh di bawah harapan karena kondisi makro nasional. Tahun ini kami masih optimistis khususnya untuk manufaktur dan UMKM. Sementara NIM kecenderungannya masih akan menurun dibandingkan tahun lalu di kisaran 4%,” katanya.
Dari catatan OJK, rasio BUKU 3 memang tercatat paling merosot dalam sebesar 24 bps. Dari 4,22% pada Oktober 2018 menjadi 3,98% pada kuartal III-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News