kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Selepas semester I, bisnis syariah multifinance mulai membaik


Selasa, 31 Agustus 2021 / 15:37 WIB
Selepas semester I, bisnis syariah multifinance mulai membaik
ILUSTRASI. Penjualan kendaraan roda empat di Adira Expo, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (20/1/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelan tapi pasti, bisnis syariah multifinance mulai menunjukkan perbaikan. Alhasil, industri multifinance optimistis kinerja pembiayaan syariah akan melanjutkan tren positif sampai akhir tahun. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan syariah multifinance turun 15,69% yoy menjadi Rp 11,33 triliun per Juli 2021. Nilai itu membaik dari realisasi Mei dan Juni 2021 yang terkontraksi masing - masing 21,94% yoy dan 17,87% yoy. 

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memperkirakan, perbaikan bisnis syariah karena ada beberapa perusahaan mulai melirik bisnis syariah. Salah satu pertimbangannya bahwa bisnis sewa guna usaha menjadi lebih fleksibel dengan prinsip syariah. 

"Untuk sewa guna usaha harus ada kepemilikan dokumentasi ke leasing. Tapi melalui akad Al Ijarah al Muntahiya bit Tamlik (IMBT), bisa atas nama konsumen sehingga peraturannya jadi lebih fleksibel," kata Suwandi, Selasa (31/8). 

Baca Juga: Mandiri Utama Finance masih optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi

Selain itu, penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh turut mengerek pembiayaan syariah. Sejak terhitung Januari 2022 lembaga keuangan harus menggunakan prinsip syariah untuk beroperasi di Aceh.

Tak hanya itu, pembentuk Bank Syariah Indonesia (BSI) berpotensi meningkatkan pembiayaan syariah. Melalui BSI, pendanaan syariah ke multifinance juga semakin kencang. "Saya harap dengan pembentukan BSI bisa membuat kelangsungan pembiayaan syariah di industri multifinance," tambah Suwandi. 

Di tengah penurunan bisnis syariah, Adira Finance berhasil meraih kinerja positif. Hingga Juni 2021, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan baru syariah senilai Rp 2,4 triliun, tumbuh 70%. 

“Secara keseluruhan portofolio, pembiayaan syariah mewakili 14% di semester I-2021 dan di tahun 2021 targetnya dapat tumbuh sekitar sebesar 20% dari pencapaian 2020 sebesar Rp 3,05 triliun,” terang Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance, Niko Kurniawan Bonggowarsito.

Ia berharap, ke depan bisnis syariah terus meningkat karena didukung diversifikasi produk yang lebih beragam dengan tawaran yang menarik. Bahkan, hampir seluruh segmen produk pembiayaan syariah milik Adira mencatatkan pertumbuhan, khususnya pembiayaan mobil baru dan barang tahan lama (durables).

Baca Juga: Beberapa multifinance siap bayar obligasi jatuh tempo di September

Ke depannya, Adira Finance akan lebih melakukan pendekatan terhadap komunitas-komunitas syariah untuk menawarkan produk syariah untuk mendapatkan pasar yang lebih solid.

“Kami juga akan melengkapi dengan kantor cabang unit syariah (KCUS) dengan lini produk syariah yang lebih bervariasi dengan tambahan produk refinancing syariah menggunakan akad Bai wal Istijar,” tutupnya. 

Selanjutnya: Memasuki tengah tahun, bisnis multifinance mulai membaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×