kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semester I, laba bersih BNI naik 79,9%


Jumat, 22 Juli 2016 / 17:40 WIB
Semester I, laba bersih BNI naik 79,9%


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan kinerja di semester pertama tahun ini. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan laba bersih bank berkode saham BBNI ini sebesar 79,9% year on year (yoy) menjadi Rp 4,37 triliun pada semester I 2016. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11,7% yoy dan pendapatan non bunga juga naik 28,7% yoy.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, kenaikan laba ini salah satunya ditopang pertumbuhan kredit sebesar 23,7% yoy menjadi Rp 357,22 triliun. Selain itu, kenaikan laba dikontribusikan dari kenaikan fee based income dan penurunan biaya pencadangan.

“Kenaikan laba juga terjadi seiring cost to income ratio kami yang turun menjadi 43,2% dari sebelumnya 43,8%, ujar Baiquni, Jumat (22/7).

Direktur Treasury BNI Panji Irwan mengatakan, kenaikan kredit cukup tinggi dikontribusikan oleh segmen kredit bisnis banking yang naik 25,6% yoy menjadi Rp 260,79 triliun. Segmen bisnis banking atau segmen bisnis produktif ini tercatat menyumbang 73% dari total kredit BNI. Sebagai gambaran, beberapa segmen yang tercakup pada bisnis banking ini adalah sektor korporasi, BUMN, menengah dan kecil.

Tercatat sampai semester 1 2016, beberapa sektor kredit yang masuk ke dalam segmen bisnis banking yang mengalami pertumbuhan cukup besar diantaranya kredit ke segmen BUMN yang naik 28,6% yoy. Selain itu, ada juga segmen kredit menengah yang naik 34,6% yoy.

Menurut Baiquni, pada semester II 2016, BNI akan menambah outlet untuk menambah penyaluran kredit. Hal ini dilakukan dengan melihat cabang yang mempunyai potensi kredit usaha rakyat (KUR) cukup tinggi. Selain itu, sampai akhir tahun, BNI akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 3%.

Sampai akhir semester I 2016, tercatat beberapa rasio seperti NPL gross masih berada diangka 3% atau relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 3%. Untuk menjaga kualitas NPL,, BNI tercatat menaikkan coverage ratio menjadi 142,8% dari sebelumnya 138,8%. "Sampai semester dua, kami masih akan meningkatkan coverage ratio untuk menyesuaikan dengan industri yang ada,” ujar Baiquni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×