Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bank berlogo pita emas ini menjelaskan, tingkat pertumbuhan biaya tersebut memang menjadi strategi Bank Mandiri dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam beberapa bisnis perusahaan alias digitalisasi. BMRI juga akan melakukan prioritasi yaitu penggunaan biaya yang diprioritaskan untuk kegiatan yang memberi dampak positif bagi bisnis serta rasionalisasi yakni mengurangi penggunaan sumber daya berlebihan.
Melalui strategi efisiensi tersebut, pihaknya meyakini CIR dapat terjaga pada kisaran 43%-45% hingga penghujung tahun 2019.
Baca Juga: Bank Mandiri raup pendapatan Rp 1,91 triliun dari pemulihan kredit bermasalah
Bukan cuma Bank Mandiri saja yang harus berhemat di paruh kedua tahun ini. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga bakal melakukan hal serupa lantaran CIR BTN per Juni 2019 naik sebanyak 116 bps secara tahunan menjadi 57,81%
Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan, kenaikan CIR BTN utamanya lebih disebabkan adanya penurunan net interest income (NII) sebesar 1,05% yang dikarenakan tekanan atas kenaikan beban bunga. Sekaligus sebagai akibat adanya kenaikan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate hingga akhir tahun 2018 lalu.
Baca Juga: Kembali gelar pameran properti, BTN targetkan salurkan KPR Rp 5 triliun
Menurutnya, sampai akhir tahun 2019 CIR BTN bakal terjaga stabil di level 56% atau membaik dari paruh pertama. Segelintir strategi pun sudah disiapkan oleh bank spesialis pembiayaan perumahan ini.
Antara lain melalui peningkatan pertumbuhan tabungan lewat program dana murah (low cost funding), serta melakukan peningkatan produktivitas sales melalui digital. "Kami juga lakukan peningkatan efektivitas collection, efisiensi biaya overhead dan peningkatan fee based income melalui akuisisi nasabah baru," terang Mahelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News