Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan jumlah pengguna yang kian positif. Dalam setahun, pengguna aplikasi Bank Jago naik 50% jika dibandingkan dengan posisi akhir 2023 yang sebanyak 8,1 juta nasabah.
Sejalan dengan itu, pada akhir 2024, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 15,3 juta nasabah. Adapun, angka tersebut sudah termasuk 12,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.
Adapun, peningkatan pengguna Aplikasi Jago berdampak positif terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), yang mencapai Rp 18,8 triliun atau tumbuh 56% dibandingkan dengan perolehan Rp 12,1 triliun pada 2023.
Baca Juga: Bank Jago Ubah Susunan Komisaris dan Direksi, Berikut Susunannya
Penyumbang terbesar DPK adalah giro dan tabungan atau current account and savings account (CASA), yakni sebesar Rp 10 triliun atau 53%, sedangkan 47% sisanya merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito atau sebesar Rp 8,8 triliun.
“Dinamika ekonomi dan politik, baik di dalam negeri maupun global, menjadikan tahun 2024 penuh tantangan. Namun Bank Jago berhasil melewati 2024 dengan pencapaian yang positif dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, Jumat (21/3).
Dari sisi penyaluran kredit, Arief mencatat Bank Jago juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada akhir 2024, dengan jumlah kredit mencapai Rp 17,7 triliun atau meningkat 36% dibandingkan dengan 2023 yang membukukan nilai Rp 13 triliun.
Ia menambahkan melalui kolaborasi dengan mitra seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya, Bank Jago pada akhirnya menyalurkan kredit tetap berkualitas, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) 0,2%.
Baca Juga: Mundur dari Kursi Direktur Bank Jago (ARTO), Simak Profil Peterjan van Nieuwenhuizen
“Pertumbuhan kredit yang berkualitas telah menumbuhkan aset Bank Jago menjadi Rp 28,5 triliun, meningkat 34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 21,3 triliun,” ujarnya.
Arief menambahkan pencapaian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Bank Jago selaras dengan fokus bisnis bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta menjaga fundamental dan manajemen risiko yang baik.
“Ini menjadi modal kuat Bank Jago untuk leap forward ke fase pertumbuhan berikutnya,” tutup Arief.
Selanjutnya: Mengukur Kans Indonesia Ekspor Batubara ke AS: Berat di Ongkos?
Menarik Dibaca: Kinerja Xiomi Positif Berkat Investasi AI dan Bisnis Layanan Internet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News