Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setoran dividen badan usaha milik negara (BUMN) berpeluang merosot. Sebab, kinerja sejumlah bank plat merah cenderung merosot pada tahun lalu.
Lihat saja, dari empat bank BUMN, hanya dua bank yang mencatatkan kenaikan laba, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Sementara dua bank BUMN lain yang selama ini menjadi kontributor utama setoran dividen bank ke kas negara, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk justru merosot.
Kemarin, Bank Mandiri mengumumkan kinerja keuangan tahun 2016, menggenapi pengumuman laporan keuangan tiga lainnya. Hasilnya, laba konsolidasi bank ini turun 32,1% menjadi Rp 13,8 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 20,33 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, penurunan laba Bank Mandiri merupakan imbas lonjakan alokasi pencadangan tahun 2016. "Kami mengalokasikan pencadangan Rp 24,6 triliun dari sebelumnya Rp 12 triliun," kata Kartika, Selasa (14/2).
Yang terang, dengan catatan, Bank Mandiri seperti itu, kini total laba bank BUMN tahun 2016 sekitar Rp 53,95 triliun. Nilai itu turun 4,77% dari laba tahun 2015 yang senilai Rp 56,65 triliun. Potensi setoran dividen ke negara pun berpeluang menurun.
Sebagai catatan, setoran dividen bank BUMN memang terus mengecil dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, bank BUMN menyumbang dividen Rp 6,8 triliun atas laba tahun 2015, di bawah setoran dividen tahun sebelumnya yang senilai Rp 10,26 triliun.
Hingga tahun 2014, divident payout ratio atau rasio pembayaran dividen yang dipungut pemerintah terhadap empat bank BUMN masih seragam, yakni 30%. Mulai tahun 2015, pemerintah memungut besaran dividen berbeda dari bank BUMN.
Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) memberikan payout ratio sebesar 25%. Sementara Bank tabungan Negara (BTN) dipangkas lebih besar lagi menjadi 20%. Hanya Bank Rakyat Indonesia (BRI) saja yang masih tetap sebesar 30% (lihat tabel).
Sebelumnya, Maryono, Direktur Utama BTN, mengusulkan agar rasio pembayaran dividen dari laba tahun 2016 kurang dari 20%. Pengurangan porsi dividen ini bertujuan memberi jalan bank meningkatkan permodalannya.
Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, menyatakan pemerintah memang ingin memperkuat modal bank BUMN, termasuk dengan mengurangi setoran dividen. "Dalam jangka panjang sampai 2019, kami berencana menurunkan dividen bank,” ujar Gatot, beberapa waktu lalu.
Catatan ini terasa pelik bagi kantong negara yang sedang haus dana. Naga-naganya, pajak lagi yang akan digenjot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News