Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, sudah ada tujuh bank mini yang termasuk dalam Kelompok Bank berdasarkan modal inti (KBMI) yang berhasil memenuhi ketentuan modal inti minimum sebelum 2022 berakhir. Modal inti bank-bank tersebut telah tembus Rp 3 triliun.
Mereka di antaranya PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC), PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), dan PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI).
Terbaru, Krom Bank yang sebelumnya bernama Bank Bisnis Internasional, telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun. BBSI berhasil menghimpun tambahan modal sebesar Rp 911,3 miliar dari hasil rights issue.
Presiden Direktur Krom, Laniwati Tjandra menyatakan bahwa ini adalah momen dan langkah yang sangat signifikan bagi Krom untuk mewujudkan layanan perbankan digital yang inovatif serta cepat, mudah, dan fleksibel untuk penuhi semua kebutuhan keuangan.
Baca Juga: Siap-siap, Ada 27 Emiten Bakal Rights Issue, Total Target Dana Capai Rp 16,3 Triliun
Sebelumnya, PT FinAccel Teknologi Indonesia, anak perusahaan yang dikendalikan oleh FinAccel Pte Ltd, induk perusahaan Kredivo, resmi menjadi pengendali utama saham Bank Bisnis Internasional dengan kepemilikan 75% pada April 2022 lalu.
Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 15 September 2022, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) di bawah kendali PT FinAccel Teknologi Indonesia resmi berganti nama jadi PT Krom Bank Indonesia Tbk.
Bank Amar juga telah berhasil menyelesaikan rights issue dengan mengantongi dana Rp 1,28 triliun sehingga meningkatkan modal intinya jadi Rp 3,1 triliun. Tolaram Group Inc sebagai pengendali saham bank ini menyerap seluruh haknya dan sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga.
Bank Amar menerbitkan 4,56 miliar saham dengan harga Rp 280 per saham. Tolaram menyerap sebanyak 4,47 miliar.
Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank mengatakan, Tolaram terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung Bank Amar dan mewujudkan tujuan Bank Amar untuk menjadi bank digital di Indonesia.
“Dengan modal yang kuat, kami dapat memfokuskan semua upaya untuk meningkatkan pertumbuhan tahun depan dan peluncuran produk inovatif baru yang telah ada dalam perencanaan kami, guna mewujudkan inklusi keuangan yang berdampak dan pertumbuhan serta returns bagi investor kami,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (16/12).
Sementara Bank JTrust Indonesia memenuhi ketentuan modal inti setelah pengendali melakukan injeksi modal. J Trust Co, Ltd telah melakukan penambahan setoran modal sebesar Rp 360 miliar pada tanggal 13 Desember 2022.
Setoran modal itu sudah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal yang sama sehingga akan dicatat sebagai bagian dari komponen modal inti posisi 31 Desember 2022.
Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai mengatakan, dengan dukungan struktur permodalan yang semakin kuat, perseroan optimistis mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun depan serta mampu menghadapi tantangan dan ketidakpastian ke depannya.
Baca Juga: Yakin Semua Bank Penuhi Modal, OJK: Tinggal 5 Bank dalam Proses Pemenuhan Modal Inti
Bank Capital berhasil memenuhi modal inti minimum setelah melakukan private placement. Seluruh saham yang diterbitkan PT Capital Global Investama (CGInvestama), selaku pemegang saham pengendali.
Bank Capital menerbitkan saham baru 12,87 miliar lembar saham dengan nominal Rp 100 per saham. Harga pelaksanaannya Rp 101 per saham sehingga perseroan meraup Rp 1,3 triliun pada 7 Desember.
Sedangkan per September 2022, modal intinya sudah Rp 2,08 triliun. Itu artinya, modal intinya sudah tembus Rp 3 triliun.
Bank Neo Commerce telah memenuhi aturan modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022 setelah meraih dana segar dari rights issue sebesar Rp 1,7 triliun. Per September modal intinya sudah Rp 2,25 triliun sehingga setelah rights issue sudah lebih dari Rp 3 triliun.
Bank Maspion telah memenuhi ketentuan modal inti setelah resmi diakuisisi Kasikorn Vision Financial (KVF) pada 7 Desember 2022. KVF telah menguasai 62,5% saham bank ini lewat dua tahap. Pertama, mencaplok 40% saham milik pengusaha Alim Markus dan 5 pemegang saham individu lain.
Kedua, menyerap haknya dalam rights issue yang digelar pada November dan mengambil alih hak dari pemegang saham lain dalam aksi korporasi itu.
"Pengambilalihan telah selesai dilakukan dan 7 Desember merupakan pemberitahuan perubahan anggaran dasar diterima Menkunham," tulis managemen Bank Maspion dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Krom Bank Indonesia (BBSI) Berhasil Penuhi Modal Inti Sebesar Rp 3 Triliun
KVF merogoh kocek sekitar Rp 4,08 triliun dalam rights issue Bank Maspion. Sementara per September 2022, modal inti bank ini mencapai Rp 1,3 triliun.
Sedangkan Bank Oke telah memenuhi ketentuan modal inti sejak Oktober lalu setelah menjalankan rights issue. Perseroan mengantongi dana dari rights issue Rp 500 miliar. Sehingga Per Oktober, modal inti bank ini sudah mencapai Rp 4,47 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News