Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam memberikan keuntungan bagi para pemegang saham. BNI mengoptimalkan profitabilitas dan menargetkan return on equity (ROE) sebesar 18% pada tahun 2025 mendatang.
"Dengan berbagai strategi penguatan fundamental kinerja, kami optimistis dapat rasio ROE dapat naik ke tingkat yang lebih positif ke depannya," kata Mucharom, Direktur Human Capital & Compliance BNI dalam paparan publik, Senin (27/11).
Adapun hingga September 2023, ROE BNI telah mencapai 15,5%. Angka pengembalian keuntungan BNI ini meningkat 30 bps secara tahunan.
Lebih lanjut, Mucharom memaparkan BNI memiliki empat langkah strategis yang menjadi prioritas dalam menjaga kinerja tetap solid serta memberikan pendapatan yang optimal bagi para pemegang saham.
Baca Juga: Meski Suku Bunga Tinggi, Penyaluran KPR Akan Tetap Lebih Tinggi di Tahun 2024
Pertama, BNI mengoptimalkan keunggulan kompetitif berupa jaringan kantor luar negeri yang terluas dibandingkan dengan bank domestik lainnya. Hal ini sejalan dengan mandat yang diberikan Pemerintah agar BNI menjadi bank Indonesia dengan kapasitas global.
Kantor Luar Negeri (KLN) berperan dalam pemberian fasilitas kepada group usaha nasabah yang beroperasi di luar negeri, serta supplier dan buyer dari debitur BNI Kantor Pusat. Kemudian perseroan juga semakin aktif berpartisipasi dalam kredit sindikasi top tier, pembiayaan skema khusus supply chain financing serta melayani kebutuhan nasabah-nasabah individual yang utamanya adalah Diaspora.
“Selain jaringan global yang kuat, bisnis BNI di dalam negeri secara konsisten terus tumbuh. Kami tetap senantiasa meningkatkan efisiensi proses bisnis. Perseroan juga melakukan berbagai terobosan seperti konsolidasi mesin ATM dengan bank BUMN, serta memperkuat model bisnis branchless atau keagenan melalui Agen46 yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Ada Sinyal Window Dressing, Ini Saham Pilihan Analis Usai IHSG Kembali Tembus 7.000
Kedua, BNI akan tetap disiplin dalam melakukan diversifikasi kredit dengan fokus pada segmen bisnis yang sehat, termasuk menyasar segmen korporasi unggulan atau perusahaan-perusahaan blue-chip.
Hingga September 2023, kredit segmen korporasi swasta tumbuh 8,7% year to date (YTD) menjadi Rp 251,6 triliun, diikuti segmen konsumer yang tumbuh 9,1% YTD, dan segmen enterprise yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi, tumbuh 0,6% YTD menjadi Rp 57,4 triliun.
Selanjutnya, kredit yang disalurkan kepada BUMN juga mengalami peningkatan 6,9% YTD, dari Rp 91,6 triliun di Desember 2022 menjadi Rp 97,9 triliun di September 2023, terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis seperti PLN, Pertamina dan Bulog, serta beberapa BUMN lainnya di antaranya Pegadaian dan Jasa Marga.
Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) Bidik Pertumbuhan Kredit Hingga 10% pada 2024
Ketiga, BNI akan terus melakukan perbaikan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sehat. Adapun hingga September 2023, komposisi DPK yang kami himpun didominasi oleh CASA atau Giro dan tabungan sebesar 69%.
Di tengah tren peningkatan suku bunga saat ini, biaya dana pihak ketiga BNI tercatat di kisaran 2%. Secara struktural, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang di atas 3%.
Hal ini didukung layanan kanal digital yang semakin baik, termasuk BNI Mobile Banking dan BNIDirect, sehingga kami mampu meningkatkan CASA berbasis transaksi dari nasabah secara berkelanjutan sehingga likuiditas BNI terjaga sehat untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit.
Keempat, BNI akan terus mengedepankan pengelolaan manajemen risiko yang prudent. Selain indikator NPL dan LAR yang terus membaik, NPL coverage ratio per September 2023 telah mencapai 325%, meningkat dari Desember tahun lalu sebesar 278%.
“Perseroan juga mampu menjaga level rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada level yang memadai di level 21,9% per September 2023, jauh di atas batas minimum dari regulator sebesar 13,8%. Tingginya NPL coverage ratio dan juga CAR ini memberikan gambaran fundamental BNI yang kokoh sebagai pondasi dalam mengantisipasi risiko gejolak ekonomi di masa depan,” kata dia.
Baca Juga: Upaya Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen
Dampak Perbaikan Fundamental Pada Kinerja Saham
Mucharom mencermati sejauh ini market mengapresiasi progres transformasi dan perbaikan fundamental di BNI, yang tercermin pada kinerja saham BNI yang cukup baik. Harga saham BNI ditutup pada Rp 5.275 per saham pada Senin (27/11). Harga saham BBNI ini meningkat 14,36% sejak awal tahun dan naik 12,23% dalam setahun terakhir.
Nilai kapitalisasi pasar BBNI pada akhir hari ini adalah Rp 196,74 triliun.
Secara konsensus, analis juga menargetkan fair value saham BNI di kisaran Rp 5.680 per lembar, sehingga terdapat ekspektasi harga saham BNI akan terus meningkat seiring kinerja keuangan yang sehat. BNI senantiasa memperhatikan kepentingan semua pemegang saham minoritas termasuk investor ritel, yang mempertimbangkan capital gain dan dividen ketika berinvestasi.
Dalam hal ini, manajemen melihat adanya korelasi kuat yang positif antara tingkat ROE dengan valuasi saham. Untuk itu, kami akan terus mengupayakan ROE dapat tumbuh dengan optimal secara berkelanjutan sehingga dapat terus mengerek harga saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News