Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Orang-orang kaya tampaknya mulai rajin menempatkan uangnya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Jika menilik data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan orang kaya dengan nominal di atas Rp 5 miliar telah mencapai Rp 5,462 triliun per September 2025. Angka tersebut meningkat sekitar 36% dalam tiga tahun. Ini menjadi tier dengan pertumbuhan paling tinggi.
Bahkan, jika ditarik lebih jauh di tahun 2016, rekening orang kaya di atas Rp 5 miliar di atas masih sekitar Rp 2.228 triliun. Kala itu, aturan terkait pengampunan pajak atau tax amnesty baru berlaku.
Sejalan dengan itu, data orang dengan ultra high net worth individuals (UHNWI) juga terus tumbuh. Knight Frank mencatat pada tahun 2016 jumlahnya baru sekitar 832 orang dan di tahun 2023 telah meningkat 1.479 orang. Bahkan, pada tahun 2028 diproyeksi bisa meningkat hingga 1.984 orang.
Baca Juga: IPO Perbankan Berpotensi Dongkrak Indeks Sektor Keuangan
General Manager Wealth Management PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Henny Eugenia membenarkan tren nasabah kaya baik di industri maupun di BNI menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik dari sisi jumlah customer maupun dana kelolaan.
Menurutnya, ini menjadi salah satu indikator banyak orang kaya yang sebelumnya memiliki penempatan dana di luar negeri, saat ini mulai beralih bertahap ke perbankan di Indonesia maupun ke instrumen di pasar modal dalam negeri baik saham maupun obligasi dibuktikan dengan porsi kepemilikan investor domestik yang terus naik di beberapa tahun terakhir.
“BNI sendiri mencatat pertumbuhan yang signifikan dari jumlah nasabah naik 14% dan dana kelolaan tumbuh positif 23% secara tahunan (YoY),” ujar Henny, Rabu (12/11/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan komposisi penempatan dana nasabah BNI saat ini terbanyak masih di produk Dana Pihak Ketiga (DPK). Hanya saja, ia bilang pertumbuhan di produk investasi juga terus memperlihatkan kenaikan positif termasuk nasabah private yang tercatat tumbuh 15% YoY.
Baca Juga: Pendanaan Fintech Lending Terbesar Berasal dari Perbankan
“Melihat perkembangan saat ini nasabah yang sebelumnya hanya menempatkan di produk obligasi pemerintah, sudah mulai level up ke produk reksadana pendapatan tetap bahkan saham,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Johannes Husin bilang, saat ini nasabah-nasabah orang Indonesia sudah lebih nyaman untuk menempatkan uangnya di Indonesia. Terlebih, itu terlihat ketika adanya program tax amnesty yang membuat orang-orang memindahkan dananya kembali ke dalam negeri.
Hanya saja, ia menyayangkan hal tersebut tidak diikuti dengan dengan pendalaman pasar keuangan di Indonesia. Dalam hal ini, Johannes bilang produk-produk investasi di Indonesia terbilang masih terbatas jika dibandingkan di luar negeri.
“pilihan produknya tidak banyak, tapi di luar negeri Ini produknya banyak sekali. Kalau misalnya menarik deposito dari sana, sampai ke sini mau ditempatkan di mana?” ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun menambahkan masih ada risiko uang di Indonesia keluar lagi karena beberapa faktor. Contohnya, ketika suku bunga acuan turun, imbal hasil deposito bisa menipis sehingga dana besar akan mencari alternatif.
“Jika pasar obligasi korporasi, reksadana pendapatan tetap, dana jatuh tempo tetap, ETF obligasi, dan instrumen lindung nilai belum cukup dalam, dana tersebut mudah kembali melirik luar negeri,” ujar Josua.
Josua bilang Singapura akan tetap menjadi magnet bagi pemilik kekayaan di kawasan. Ia menggambarkan, pada tahun 2024, Singapura diperkirakan menyerap sekitar 3.500 orang kaya baru, meski proyeksinya turun menjadi sekitar 1.600 pada 2025.
Menurutnya, ini menunjukkan daya tarik luar negeri belum hilang, hanya saja momentumnya sudah mulai normal.
“Supaya dana domestik tidak kembali hengkang, ketersediaan produk di dalam negeri harus terus ditingkatkan,” tandasnya.
Selanjutnya: Prompt Edit Foto Ulang Tahun Pakai Gemini AI, Ada Banyak Tema yang Menyenangkan
Menarik Dibaca: Prompt Edit Foto Ulang Tahun Pakai Gemini AI, Ada Banyak Tema yang Menyenangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













