kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.044.000   9.000   0,44%
  • USD/IDR 16.451   12,00   0,07%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Simpanan Giro Topang Pertumbuhan DPK Perbankan


Kamis, 04 September 2025 / 17:58 WIB
Simpanan Giro Topang Pertumbuhan DPK Perbankan
ILUSTRASI. Kondisi likuiditas perbankan mulai longgar kembali. Ini tercermin dari tumbuhnya dana pihak ketiga (DPK) nasabah yang tersimpan di perbankan.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan mulai longgar kembali. Ini tercermin dari tumbuhnya dana pihak ketiga (DPK) nasabah yang tersimpan di perbankan.

Bank Indonesia (BI) mencatat, penghimpunan DPK di Juli 2025 sebesar Rp 8.971,8 triliun. Nilai ini tumbuh 6,7% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yakni Juni 2025 yang sebesar 6,5% YoY dan Mei yang hanya tumbuh 3,8% YoY.

Laju pertumbuhan DPK ini salah satunya ditopang simpanan giro yang tumbuh menyentuh dua digit, sebesar 10% YoY per Juli 2025. Padahal jika ditelisik, bulan sebelumnya simpanan giro masih tumbuh satu digit yakni 8,7% YoY dan Mei 4,1% YoY.

Sejumlah bank pun mencatat pertumbuhan simpanan giro. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, membukukan total DPK naik 5,5% YoY menyentuh Rp 1.162 triliun per Juli 2025.

Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 83,4% dari total DPK, tumbuh 7,2% mencapai Rp 969 triliun. Khusus simpanan giro tumbuh 10,9% YoY menjadi Rp 381,9 triliun.

Baca Juga: DPK Perbankan Mulai Tumbuh, Tapi Penyumbangnya dari Segmen Korporasi

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut pertumbuhan giro yang konsisten di BCA tidak lepas dari kepercayaan nasabah serta upaya BCA dalam menghadirkan layanan transaksi yang andal.

“Di tengah dinamika perekonomian saat ini, kami mencermati bahwa DPK dan CASA tetap menunjukkan tren positif, sejalan dengan peningkatan aktivitas transaksi perbankan dan perluasan basis nasabah,” kata Hera kepada Kontan, Rabu (3/8/2025).

Hera menyebutkan, likuiditas BCA hingga saat ini berada pada level yang sehat dan terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio likuiditas yang solid. Dilihat dari laporan keuangan triwulannya, Loan to Deposit Ratio (LDR) BCA per Juni 2025 berada di level 78,04%, menandakan bank masih produktif dalam menyalurkan kredit.

Selain BCA, ada pula bank lainnya yang juga turut mencatatkan pertumbuhan giro dua digit. PT Bank Maybank Indonesia Tbk salah satunya. Dalam laporan keuangannya, secara spesifik giro Maybank per Juli 2025 sebesar Rp 44,89 triliun. Nilai ini tumbuh 20,2% YoY dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp 37,33 triliun.

Tak ketinggalan, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatatkan pertumbuhan simpanan giro dua digit. Per Juli 2025, simpanan giro bank ini mencapai Rp 91,31 triliun atau tumbuh 13,6% YoY dari capaian tahun lalu yang mana giro sebesar Rp 80,38 triliun.

Meskipun begitu, ada beberapa bank yang mencatatkan penurunan simpanan giro di periode Juli 2025 ini. PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya. Menilik laporan keuangannya per Juli simpanan giro di BPD DIY sebesar Rp 1,81 triliun, turun 17,4% YoY.

Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto mengatakan, penyebab penurunan giro di periode-periode tertentu adalah karena dana pemerintah yang disimpan di rekening giro Bank BPD DIY mulai dikeluarkan.

“Perlu kami informasikan juga bahwa dana pemerintah daerah juga disimpan dalam rekening giro, pada saat bulan-bulan tertentu akan turun karena penyerapan anggaran atau belanja pemerintah mulai dikeluarkan,” kata Agus kepada Kontan, Kamis (4/9/2025).

Namun, BPD DIY tetap menjaga agar dana tersebut berpindah dari rekening Pemda ke rekening rekanan yang juga di Bank BPD DIY.

Selain itu, Agus bilang, simpanan berupa giro digunakan untuk transaksi operasional dari nasabah dengan karakteristik fluktuasinya sangat cepat. BPD DIY berusaha untuk tetap menjaga DPK tumbuh, walaupun terkadang komposisinya bergerak dari giro ke tabungan atau deposito dan sebaliknya.

Baca Juga: DPK Perbankan Berpotensi Tumbuh Moderat pada Semester II-2025

Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan faktor pendorong pertumbuhan giro saat ini didukung pelonggaran moneter dengan penurunan BI-rate yang mengurangi daya tarik simpanan deposito berjangka, sehingga banyak yang beralih ke giro.

Selain itu ada pula ekspansi keuangan pemerintah melalui belanja APBN yang turut menambah saldo giro korporasi atau BUMN di perbankan.

Menurut pantauannya pula, likuiditas bank saat ini masih terjaga baik. OJK mencatat bahwa per Juli 2025 Rasio Cakupan Likuiditas (LCR) perbankan berada di level 205,26%. “Likuiditas bank masih terjaga baik, di mana LCR masih terjaga di atas 200%, masih tergolong longgar,” jelasnya.

Ia memproyeksikan pertumbuhan simpanan giro perbankan bisa terus bertumbuh dua digit hingga akhir tahun, sejalan dengan semakin meningkatnya investasi dan dunia usaha.

Baca Juga: Ungguli Industri, Pertumbuhan DPK Bank Syariah Melesat di Semester I 2025

Selanjutnya: Pendapatan Premi Asuransi Komersial Capai Rp 194,55 Triliun per Juli 2025

Menarik Dibaca: 7 Minuman Terbaik Sebelum Tidur di Malam Hari, Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×