Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) giat mencari dana di pasar modal. SMF meraup dana hasil sekuritisasi lewat kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) senilai Rp 1,5 triliun.
KIK-EBA yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/12) ini merupakan penerbitan ketujuh dan terbesar sejak penerbitan pertama. Setelah penerbitan KIK-EBA, perusahaan pelat merah ini juga bersiap menerbitkan obligasi senilai Rp 1,45 triliun. Obligasi ini memiliki jangka waktu satu tahun dan tiga tahun dengan bunga masing-masing 9,6% dan 10%.
Saat ini, pihak SMF sedang menunggu efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika pernyataan efektif sudah keluar, maka rencana tersebut tinggal dieksekusi. Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, SMF sebenarnya hanya ingin menerbitkan obligasi Rp 1 triliun.
Tapi terjadi kelebihan permintaan sehingga total penerbitan ditambah. "Perkiraan kami sekitar tanggal 16 Desember terbit. Tinggal nunggu efektif dari OJK saja," kata Raharjo.
Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Sarana Multigriya Finansial dengan total nilai Rp 5 triliun. Sebelumnya, SMF menerbitkan Rp 2,67 triliun. Dengan tambahan penerbitan terakhir, maka SMF menjual total Rp 4,12 triliun. Jadi, masih ada sisa penerbitan sebesar Rp 880 miliar lagi.
Selain itu, ruang SMF juga kian terbuka dengan diterbitkannya Peraturan OJK Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan (POJK EBA SP), beberapa waktu lalu, Beleid itu akan mulai efektif awal 2015 nanti. Untuk tahap awal, Raharjo menargetkan untuk menerbitkan sebanyak Rp 1,5 triliun. "Yah minimal sama seperti yang lalu," imbuh Raharjo.
Angin segar sepertinya memang sedang melanda SMF. Rencananya, SMF akan memperoleh suntikan modal dari pemerintah sekitar Rp 1 triliun. Akan tetapi, wacana ini masih dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hingga akhir tahun ini, SMF menargetkan penyaluran pinjaman kepada perbankan dan multifinance untuk KPR sekitar Rp 3 triliun. Meskipun hingga kuartal III 2014, SMF hanya mampu menyalurkan pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR) sebanyak Rp 2 triliun, Raharjo mengaku optimistis, pihaknya dapat mencapai target tersebut. Pasalnya, ada pembiayaan KPR yang tinggal dieksekusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News