Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank digital tanah air optimistis menghadapi tahun 2025 dengan menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit di angka dua digit didukung dengan berbagai strategi yang telah disiapkan.
Ambil contoh PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya), entitas anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini optimistis memproyeksikan tren penyaluran total kredit masih akan tumbuh di kisaran 7-11% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun 2025, dan menargetkan disbursement kredit digital tumbuh di kisaran 30%-40% tahun ini.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia menyampaikan, pihaknya saat ini tengah mengembangkan produk Paylater untuk menawarkan produk kredit yang lebih beragam kepada masyarakat. Tidak hanya itu, Bank Raya juga saat ini memiliki rencana untuk membuat bisnis keaganen sendiri, selain saat ini yang masih memanfaatkan ekosistemnya BRILink dan Pegadaian.
"Kemungkinan dalam 2-3 tahun kedepan ketika brand story kita sudah maksimal, kita buka itu (produk layanan) karena kita sudah siap," ungkapnya belum lama ini.
Baca Juga: Bank BRI Bidik Kenaikan Transaksi Digital hingga 30% pada Ramadan dan Lebaran 2025
Lebih lanjut Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Sri Pertiwi menyampaikan, strategi yang akan diambil Bank Raya dalam melakukan ekspansi bisnisnya tahun ini adalah dengan eksploitasi pengembangan produk digital yang telah dilakukan serta menangkap potensi bisnis niche market yang ada di dalam ekosistem BRI Group.
Namun demikian, Bank Raya juga masih terus bereksplorasi mengembangkan kolaborasi dengan partner-partner bisnis yang baru dengan terus menerapkan prinsip kehati-hatian.
"Sekarang juga masih terkoneksi dengan P2P lending, tapi tidak besar," ungkap wanita yang akrab disapa Tiwi ini kepada kontan.
Tiwi menyebut untuk penyaluran kredit, Bank Raya memanfaatkan sekitar 1 juta agen BRILink yang berpotensi untuk diberikan Pinag Dana Talangan. Meskipun saat ini baru sekitar 36.000 agen yang telah diakuisi.
Tahun ini Bank Raya menargetkan sekitar 700.000 agen BRILink, dan akan diperluas ke agen Pegadaian yang saat ini jumlahnya sekitar 50.000 agen.
"Kita paling expect kontribusinya 25%-30% dari kredit digital," ungkap Tiwi.
Untuk posisi Oktober 2024, pertumbuhan Total Kredit Bank Raya sekitar 8,8% dengan outstanding kredit digital tercatat tumbuh 90% yoy mencapai Rp 1,85 Triliun. Dengan karakteristik produk kredit digital Bank Raya yang shorter, smaller dan faster, maka penyaluran kredit digital telah mencapai Rp 16,2 triliun Atau tumbuh 82,14% yoy
Sementara itu PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) atau Bank Neo juga terus memperluas jaringan bisnisnya di dengan menyasar segala segmen.
Direktur Bisnis Bank Neo, Aditya Windarwo menyampaikan, tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit dua digit atau di kisaran 12%-15% pada tahun 2025. Salah satunya dengan fokus di kredit konsumer, komersial hingga korporasi.
"Kita sudah mulai segmen komersial dari tahun-tahun sebelumnya, dan kita mau memperbesar dan memperkaya ekosistem yang kami punya, untuk konsumer juga kita mau memperbaiki anatominya secara risk dan juga out on product yaitu new loan yang kita tawarkan," ungkap Adit.
Lebih lanjut untuk kredit korporasi, Adit bilang Bank Neo sudah beberapa kali ikut dalam kesepakatan kredit sindikasi. Di sisi lain pihaknya juga sudah mengurangi penyaluran kredit melalui kerja sama dengan perusahaan Fintech.
Adapun saat disinggung mengenai bisnis keagenan, Adit bilang pihaknya sudah pernah mencoba masuk ke segmen bisnis tersebut, namun menurutnya bisnis ini membutuhkan pengontrolan khusus.
"Kita tidak bisa kontrol outcome-nya, kadang-kadang fraud dan juga hal negatif bisa back fire ke kita kalau kita gak bisa monitor, menurut saya itu berbahaya," ungkapnya.
Per November 2024, Bank Neo telah menyalurkan kredit sebesar Rp 8,5 triliun. Namun jumlah ini menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,5 triliun per November 2023.
Sementara itu PT Bank Jago Tbk juga tengah mempersiapkan dan mengembangkan produk layanan direct loan untuk segmen syariah. Hal ini disampaikan oleh Head of Unit Usaha Syariah Bank Jago, Waasi Sumintardja.
"Ini membutuhkan mitra, dan kami baru saja akhirnya setelah eksplorasi gitu, punya calon-calon mitra, akhirnya baru kami ketemu yang kira-kira sesuai sama mitranya," ungkap Waasi kepada Kontan.
Lebih lanjut Waasi menyebut pihaknya saat ini masih membahas bagaimana rangkaian teknis untuk memprovide fitur pembiayaan syariah yang optimal.
"Jadi gak boleh asal jadi cepat, prosesnya butuh waktu yang panjang," ungkapnya.
Adapun sebelumnya Bank Jago pada tahun 2024 lalu baru saja merilis produknya yang diberi nama Jago Dana Cepat.
Per November 2024, Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp 17,98 triliun, meningkat dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 12,7 triliun per November 2023.
Baca Juga: Bank Raya Salurkan Kredit Digital Tenor Pendek Rp 20 Triliun Tahun 2024
Selanjutnya: DJP Perlu Perpanjang Penghapusan Sanksi Imbas Kendala Coretax
Menarik Dibaca: 14 Ramuan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News