kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,56   -27,17   -2.93%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Bank Mandiri menangkal krisis


Kamis, 19 Januari 2017 / 11:52 WIB
Strategi Bank Mandiri menangkal krisis


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kelompok bank sistemik akan memenuhi kewajiban pembentukan rencana aksi atau recovery plan sebagai tindakan bank dalam menghadapi kesulitan keuangan, likuiditas hingga permodalan. Rohan Hafas, Sekretaris Korporasi PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pihaknya sudah secara berkelanjutan mempersiapkan infrastruktur terkait persiapan kondisi krisis,

“Dan kami akan mengembangkan lebih lanjut mengacu kepada regulasi recovery & resolution plan yang akan dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Rohan, Rabu (18/1). Sebagai bagian dari infrastruktur krisis tersebut, saat ini, secara berkala Bank Mandiri melaksanakan stress testing berdasarkan berbagai skenario.

Misalnya, termasuk untuk skenario kondisi krisis (severe/extreme), yang mencakup berbagai indikator seperti rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), likuiditas, laba rugi dan permodalan (CAR). Indikator-indikator tersebut dimonitor secara rutin sebagai bagian dari early warning mechanism.

Lanjutnya, apabila kondisi makro mengalami pemburukan yang mengarah kepada kondisi resesi atau krisis, maka perusahaan akan menjalankan contingency plan yaitu langkah-langkah mitigasi risiko agar tingkat risiko terkendali dan kinerja bank tidak terlalu terpengaruh.

“Kami juga memiliki kapabilitas mengoperasikan crisis center yang disebut business command center yang telah teruji pada saat krisis finansial global tahun 2008,” tambahnya.

Sedangkan dari aspek permodalan, bank pelat merah ini selalu menjaga posisi permodalan di atas regulasi OJK, untuk mengcover risiko-risiko utama seperti kredit, pasar dan operasional, serta risiko-risiko lain di Pilar 2 regulasi Basel, seperti risiko strategis, likuiditas dan suku bunga, serta mengcover persyaratan modal Basel III.

Rohan menambahkan, perencanaan permodalan selalu diupayakan memenuhi kebutuhan mengcover risiko dan ekspansi bisnis ke depan, termasuk apabila ada kebutuhan akuisisi, dengan sumber utama permodalan adalah dari pengelolaan laba ditahan. “Namun dalam situasi tertentu, Bank Mandiri dapat dan telah meningkatkan permodalan melalui instrumen permodalan seperti sub-ordinated debt,” tuturnya.

Untuk menjaga likuiditas, Bank Mandiri selalu menjaga posisi likuiditas di atas regulasi minimum dan untuk kebutuhan nasabah dan bisnis, baik kondisi normal maupun siklikal. Oleh karena itu, Rohan menjelaskan, apabila terjadi potensi krisis likuiditas, Bank Mandiri memiliki Liquidity Contingency Plan yang dapat seketika diefektifkan dan telah memperhitungkan kapasitas akses likuiditas Bank Mandiri.

Ia mengklaim, perusahaan sudah cukup baik dalam hal infrastruktur persiapan kondisi krisis, sehingga diharapkan dapat memenuhi ketentuan regulasi recovery & resolution plan yang akan diterbitkan OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×