Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank berusaha meningkatkan rasio pengembalian atau recovery rate kredit bermasalah. Ada beberapa strategi yang dilakukan.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang strategi recovery rate difokuskan pada tiga strategi utama.
"Pertama, adalah settlement yang ditujukan kepada debitur yang masih mempunyai kemampuan untuk membayar," kata Herry kepada kontan.co.id, Rabu (25/4).
Selain itu settlement juga ditujukan kepada debitur yang masih memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan kewajiban.
Strategi kedua yang dilakukan untuk meningkatkan recovery rate adalah terkait strategic investor. Hal ini ditujukan kepada debitur yang memiliki aset dan jaminan namun tidak mampu menyelesaikan kewajiban.
Ketiga, strategi yang dilakukan BNI adalah dengan melakukan legal action yang ditujukan untuk debitur yang tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya.
Sebagai gambaran, sampai kuartal I-2018, jumlah recovery rate BNI sebesar Rp 449 miliar atau naik sebesar 18,2%. Recovery rate ini didominasi oleh kredit UKM.
Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada bilang recovery rate bank cukup baik. "Karena jumlah pokok dan bunga masih dibayar," kata Haryono kepada kontan.co.id, Rabu (25/4).
Menurut Bank Mayapada, hanya denda yang dihitung ulang dalam penentuan recovery rate. Haryono bilang sektor yang bergerak lebih cepat biasanya mempunyai recovery rate yang lebih cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News