kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Mandiri saat NPL infrasrtruktur naik


Senin, 22 Agustus 2016 / 05:00 WIB
Strategi Mandiri saat NPL infrasrtruktur naik


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hingga semester I 2016, PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah di sektor infrastruktur. Angkanya terbilang cukup tinggi, yaitu 133 bps menjadi 2,34%. Jika dilihat dari statistik, kenaikan ini disebabkan karena penambahan jumlah kredit macet melebihi pertumbuhan kredit di sektor ini.

Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, walaupun perusahaan mengalami kenaikan NPL infrastruktur dan konstruksi, namun jika dibandingkan dengan industri masih lebih baik. “Kenaikan NPL infrastruktur ini disebabkan oleh beberapa sektor seperti konstruksi minyak dan gas,” ujar Siddik kepada KONTAN, Minggu, (21/8).

Untuk mengatasi kredit macet di sektor infrastruktur, Mandiri mempunyai lima formula utama. Pertama adalah dengan memilih bowheer atau pemilik proyek yang mempunyai reputasi baik. Hal ini untuk meyakini kemampuan pemilik proyek membayar kewajiban ke kontraktor.

Kedua, memastikan bahwa proyek yang dibiayai memiliki kepastian pendanaan seperti off taker. Ketiga, memastikan juga bank memilih nasabah kontraktor yang bonafide dan memiliki dukungan dari group usaha dan memiliki reputasi yang baik.

Untuk segmen komerisal, Mandiri akan fokus pada debitur yang merupakan value chain debitur korporasi sehingga memiliki cashflow yang termonitor.

Sedangkan keempat, menyesuaikan struktur kredit dengan pola bisnis proyek untuk menghindari mismatch cashflow. Terkait ini, nantinya pembiayaan dilakukan secara transaksional per proyek untuk memudahkan monitor cashflow.

Terakhir adalah melakukan monitoring lebih intensif pada debitur yang dinilai mengalami penurunan kinerja melalui watching list tool sehingga dapat dideteksi secara dini dan segera dilakukan action plan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×