kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.658   66,00   0,40%
  • IDX 8.082   41,50   0,52%
  • KOMPAS100 1.122   4,80   0,43%
  • LQ45 806   2,01   0,25%
  • ISSI 280   1,12   0,40%
  • IDX30 422   0,19   0,04%
  • IDXHIDIV20 486   2,72   0,56%
  • IDX80 123   0,43   0,35%
  • IDXV30 132   0,48   0,36%
  • IDXQ30 135   0,48   0,36%

Suku Bunga BI Turun, Begini Dampaknya ke Kinerja Investasi Asuransi Umum


Selasa, 23 September 2025 / 11:25 WIB
Suku Bunga BI Turun, Begini Dampaknya ke Kinerja Investasi Asuransi Umum
ILUSTRASI. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebut, penurunan BI rate berpengaruh ke kinerja investasi asuransi umum.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) membeberkan dampak penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI rate ke level 4,75% terhadap kinerja investasi asuransi umum.

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan, penurunan suku bunga BI akan berdampak pada yield atau imbal hasil deposito dan juga pergerakan yield Surat Berharga Negara (SBN). Alhasil, penurunan suku bunga BI biasanya menurunkan imbal hasil deposito, tetapi dapat meningkatkan valuasi portofolio obligasi atau SBN yang sudah dimiliki (capital gain). 

"Hal itu positif untuk kinerja investasi jangka pendek, tetapi tetap ada tantangan apabila perusahaan harus melakukan re-investasi ke instrumen baru dengan yield lebih rendah," ucapnya kepada Kontan, Selasa (23/9/2025).

Baca Juga: AAUI Ungkap Penyebab Aset Industri Asuransi Umum Meningkat 8,8% per Juni 2025

Dengan penurunan suku bunga BI, Budi menyebut, perusahaan asuransi umum akan mulai menyeimbangkan antara likuiditas dan hasil investasi. Dia bilang penempatan di SBN bersifat wajib dan tetap menjadi instrumen utama, sehingga strategi yang mungkin ditempuh adalah mengoptimalkan tenor dan jenis SBN.

"Misalnya, menempatkan di surat utang negara dengan jangka menengah atau panjang untuk mendapatkan yield lebih baik," tuturnya.

Budi menambahkan, penempatan deposito kemungkinan akan berkurang secara porsi, karena suku bunga yang lebih rendah membuatnya kurang atraktif. Menyikapi hal itu, dia menyampaikan sebagian perusahaan asuransi umum juga bisa melirik instrumen obligasi korporasi berperingkat tinggi sebagai alternatif investasi.

Sementara itu, Budi juga angkat bicara mengenai kinerja investasi asuransi umum terkait adanya pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level tertinggi. Dia bilang meski IHSG mencatat rekor tertinggi, dampaknya terhadap kinerja investasi asuransi umum relatif terbatas karena porsi saham tidak terlalu besar. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025, total investasi asuransi umum sebesar Rp 125,03 triliun. Adapun penempatan terbesar berada di instrumen SBN dengan nilai Rp 47,02 triliun atau porsinya sebesar 37,6% dari total investasi per Juni 2025.

Diikuti, instrumen deposito dengan nilai Rp 24,67 triliun atau porsinya mencapai 19,7% terhadap total investasi. Adapun penempatan investasi asuransi umum di saham hanya Rp 4,55 triliun atau porsinya sebesar 3,6% terhadap total investasi per Juni 2025. 

Baca Juga: AAUI Menilai Seluruh Aset Milik Negara Perlu Diasuransikan, Ini Pertimbangannya

Selanjutnya: Bersama Tokoh Internasional, Jokowi Dapat Kerjaan Baru Dari Bloomberg

Menarik Dibaca: Cara Memakai Multiple Akun WhatsApp dengan Mudah, Simak Panduan Lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×