Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penempatan investasi asuransi umum di instrumen saham menurun. Tercatat, investasi asuransi umum di saham sebesar Rp 4,52 triliun per Februari 2025.
Asal tahu saja, realisasi itu turun 15,82%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,37 triliun.
Pengamat Asuransi sekaligus Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) Wahyudin Rahman mengatakan, penurunan investasi di instrumen saham memang mengindikasikan adanya kecenderungan asuransi umum lebih berhati-hati dalam menempatkan investasi.
"Hal itu kemungkinan besar disebabkan kondisi pasar modal yang relatif volatile dalam beberapa waktu terakhir. Dipicu faktor eksternal, seperti ketidakpastian global, maupun faktor domestik, seperti suku bunga yang masih tinggi hingga sentimen politik," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (21/5).
Baca Juga: AAUI: Penurunan Penjualan Kendaraan Berdampak Terhadap Asuransi Kendaraan
Wahyudin menilai saat ini instrumen investasi, seperti obligasi pemerintah dan deposito berjangka, menjadi alternatif yang lebih menarik bagi perusahaan asuransi. Sebab, instrumen tersebut memberikan kepastian hasil, sesuai dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan dana pemegang polis.
Meski alokasi investasi asuransi umum terhadap saham saat ini mengalami penurunan, Wahyudin melihat instrumen saham tetap akan menjadi bagian dari portofolio investasi jangka panjang bagi beberapa perusahaan asuransi umum. Khususnya, bagi mereka yang memiliki profil risiko moderat hingga agresif. Menurutnya, saham menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen pendapatan tetap.
"Ditambah masih terbukanya peluang pertumbuhan dari sektor-sektor tertentu di pasar saham Indonesia di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi dan reformasi struktural," tuturnya.
Meski menawarkan potensi imbal hasil yang tinggi, Wahyudin mengatakan perusahaan asuransi umum sepertinya akan menerapkan strategi penempatan investasi yang lebih selektif di instrumen saham pada tahun ini.
Dia mengatakan perusahaan asuransi umum perlu melakukan pendekatan bottom-up terhadap emiten-emiten yang memiliki fundamental kuat, valuasi menarik, dan berada di sektor-sektor yang resilien atau potensial, seperti infrastruktur, keuangan, dan energi terbarukan.
Selanjutnya: Hujan Petir di Bogor dan Depok, Ini Prakiraan Cuaca Besok (22/5) di Jawa Barat
Menarik Dibaca: Hujan Petir di Bogor dan Depok, Ini Prakiraan Cuaca Besok (22/5) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News