Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Sebagian bank mencuri start lebih dulu dengan menaikkan bunga kredit sebelum adanya pengumuman kenaikan suku bunga acuan (BI rate) dan suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) kemarin (4/7), dari 52 bank yang mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK) sebanyak 23 bank yang mengerek bunga mereka.
Bank yang mengerek bunga dasar adalah kelompok bank menengah dan kecil. Salah satunya, Bank Jabar Banten (BJB). Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten ini mengerek SBDK korporasi dari 7,44% pada April menjadi 7,48% pada Mei. SBDK ritel menjadi 10,41% dari 10,36%.
Lalu SBDK mikro menjadi 17,07% dari 17,04%, kredit kepemilikan rumah (KPR) dari 8,04% menjadi 8,08% dan non- KPR dari 10,12% menjadi 10,14%. "Kenaikan tersebut untuk menjaga margin kami tetap di atas 5%," ujar Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro
Bank Kalimantan Timur juga mencatat kenaikan pada semua sektor. Yakni, korporasi menjadi 9,02% dari 8,42%, diikuti kredit ritel dan mikro jadi 8,82% dari 8,22%. Sedangkan, KPR menjadi 9,02% dari 8,42% dan non KPR menjadi 9,02% dari 8,42%.
Bank Riau Kepri juga membukukan kenaikan, seperti korporasi menjadi 9,74% dari 8,77%, sektor kredit ritel menjadi 9,89% dari 9,03%, sektor kredit mikro dari 9,23% menjadi 10,15%. KPR menjadi 9,82% dari 8,90% dan non-KPR menjadi 9,80% dari 8,88%.
strong>Tergantung debitur
Nah, dari 52 bank yang mengumumkan SBDK, kelompok bank besar masih mempertahankan bunga. Bank CIMB Niaga misalnya, tetap mematok dasar bunga kreditnya. SBDK Korporasi miash 9,85%, ritel 10,75%, mikro 19%, KPR 10,80% dan non KPR 10,70%.
Direktur Komersial dan Syariah CIMB Niaga, Handoyo Soebali, menyampaikan pihaknya akan menyesuaikan bunga kredit dengan keuntungan debitur. Jika keuntungan debitur besar, bunga kredit kecil. Tapi, debitur yang berpendapatan kecil akan mendapat bunga yang tinggi. CIMB Niaga akan menaikkan bunga, jika bunga bank lain bermekaran. "Bunga kredit bisa naik 0,1% - 0,5% tergantung dari debitur," ujarnya.
Direktur Dana Pihak Ketiga Bank Mega, Dony Oskaria, mengatakan saat ini likuiditas Bank Mega masih melimpah . Loan to deposit ratio (LDR) atau rasio intermediasi masih di angka 60% , sehingga belum perlu menaikkan suku bunga kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News