kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Suku bunga kredit mikro masih mekar


Selasa, 25 Maret 2014 / 10:23 WIB
Suku bunga kredit mikro masih mekar
ILUSTRASI. Cara menggunakan fitur call link WhatsApp.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kualitas penyaluran kredit mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Danamon masih terjaga. Meskipun tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) mikro dua bank itu tinggi.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Januari 2014, SBDK Mikro BRI mencapai 22%. Jauh lebih tinggi daripada kredit korporasi 10,5% dan ritel 11,75%.

Menurut Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, suku bunga kredit mikro tidak bisa dibandingkan dengan suku bunga kredit korporasi. Sebab, biaya operasional penyaluran kredit mikro jauh lebih besar.

Misalnya, penyaluran satu paket kredit korporasi senilai Rp 1 triliun hanya memerlukan 5 -10 karyawan. Sedangkan kredit mikro Rp 1 triliun yang merupakan 50.000 paket kredit dengan nilai rata-rata Rp 20 juta, perlu ribuan karyawan. Belum lagi ratusan unit kerja dengan infrastruktur yang harus terpasang  dengan tingkat supervisi dan audit komprehensif. "Semuanya berkaitan langsung dengan biaya operasional yang  tinggi," kata Ali, kepada KONTAN, belum lama ini.

Mengantisipasi melonjaknya kredit bermasalah (NPL) kredit mikro, BRI tetap hati-hati menyalurkan kredit. "Sampai 10 tahun terakhir BRI mampu menjaga NPL kredit mikro  p di bawah 2%. Bahkan per Januari 2014, NPL kredit mikro masih terjaga di situ, di bawah 2%," terang Ali.

Berbeda dengan BRI, Bank Danamon berupaya menekan bunga kredit mikro. Berdasarkan SBDK BI per Januari 2014, SBDK mikro Danamon mencapai 20,53%. "Kami mencoba efisiensi, kerja maksimal sehingga dapat menjangkau nasabah lebih banyak. Apalagi tingkat persaingan perbankan di kredit mikro sekarang sangat ketat, sehingga nasabah mempunyai pilihan lebih banyak," kata Minhari Handikusuma, Direktur Mikro Bank Danamon, Minggu, (23/3).

Dia mengakui, biaya operasional kredit mikro relatif lebih tinggi ketimbang kredit korporasi, sehingga bunganya pasti lebih tinggi. Danamon menargetkan, pertumbuhan kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) 15% tahun ini. Caranya, memperkuat sales forces, memperbaiki proses kredit dan pendekatan layanan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×