Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Manajemen PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) yakin, pembiayaan pemilikan rumah memiliki prospek bagus tahun depan. Itu sebabnya, SMF menargetkan pembiayaan perumahan dapat tumbuh kisaran 20%-25%, seiring banyaknya pasokan untuk rumah Kredit Kepemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP).
Menurut Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto, angka tersebut mengikuti target pembiayaan di industri perbankan. Optimisme SMF itu ada alasannya. Mulai pertengahan tahun ini, pemerintah melonggarkan aturan KPR-FLPP. Salah satunya, menaikkan batasan maksimal harga rumah yang bisa dibiayai menjadi Rp 88 juta-Rp 145 juta per unit sesuai kategori wilayah.
Kebijakan itu mendorong pasokan perumahan menjadi lebih banyak. Diperkirakan, pasokan rumah untuk KPR-FLPP pada tahun depan sebanyak 150.000 unit. "Dari jumlah itu, kami siap memberikan pembiayaan berapapun," imbuh Raharjo, Kamis (20/12). Untuk pembiayaan rumah bersubsidi tersebut, SMF menjalin kerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN).
Saut Pardede, Direktur Keuangan BTN, mengakui pembiayaan perumahan bersubsidi pada tahun ini terhambat pasokan. Awalnya aturan KPR-FLPP untuk rumah berharga maksimal Rp 70 juta. "KPR reguler bisa tumbuh 31%, tapi KPR subsidi hanya 10%," kata Saut.
Selain di pembiayaan perumahan bersubsidi, SMF juga berharap penyaluran KPR reguler semakin banyak. Ia baru saja menjalin kerjasama penyaluran pembiayaan perumahan dengan Bank NTB.
Menurut Raharjo, di Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat potensi pembiayaan perumahan sebesar Rp 200 miliar. "Namun kami baru menguasai 30%, jadi masih ada potensi pembiayaan yang cukup besar," katanya.
Sebelumnya, SMF sudah mengandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah untuk pembiayaan perumahan senilai Rp 100 miliar dengan tenor waktu 5 tahun. SMF akan terus menjalin kerjasama dengan bank umum maupun bank pembangunan daerah (BPD) agar pembiayaan perumahan bisa tumbuh 20%.pada tahun depan.
Sampai pertengahan Desember, SMF berhasil menyalurkan pembiayaan perumahan lebih dari Rp 2 triliun. Jumlah itu melebihi target tahun ini sebanyak Rp 2 triliun. Manajemen memperkirakan, penyaluran pembiayaan akan meningkat hingga akhir tahun, mencapai Rp 2,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News