kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tahun ini BNI Syariah patok CAR 16%


Selasa, 07 Januari 2014 / 18:47 WIB
Tahun ini BNI Syariah patok CAR 16%
ILUSTRASI. Kebijakan kenaikan harga BBM dapat menjadi sentimen negatif bagi pergerakan pasar saham dalam jangka pendek. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah akan menjaga rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 16%. Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, salah satu cara adalah dengan tambahan modal dari pemegang saham sebesar Rp 500 miliar.

CAR BNI Syariah pada akhir tahun 2013 berada pada level 16%. Dengan suntikan modal dari pemegang saham itu, kata Imam, akan mampu menjaga besaran CAR tetap berada pada level 16%.

"CAR akan terus kami jaga di angka 16%," kata Imam di Jakarta, Selasa (7/1). 

Imam bilang, tambahan modal yang diminta perseroan sebesar Rp 500 miliar kepada pemegang saham itu, baru akan diperoleh keputusannya setelah digelar rapat umum pemegang saham (RUPS) BNI Syariah. 

"Harapannya di triwulan satu bisa tambah modal. Tunggu RUPS," ujarnya. 

Sementara itu, untuk meningkatkan permodalan ke depan, perseroan masih akan mengandalkan suntikan modal dari pemegang saham existing melalui mekanisme penawaran umum terbatas saham atau rights issue. Meski begitu, tambahan modal juga bisa diperoleh perseroan dari investor strategis atau strategic investor dan juga penawaran umum perdana saham (IPO).

Namun menurut Imam, strategic investor dapat memberikan manfaat yang lebih banyak terhadap perseroan. Sebab, menurut Imam, langkah tersebut bisa memberikan knowledge atau pengetahuan kepada perseroan. 

"Kriteria yang bisa menjadi komplementer di bisnis syariah, ada area-area yang belum kami miliki seperti capital market, project financing corporate dan komersial, serta trade financing. Pengalaman kami masih kurang," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×