Reporter: Dessy Rosalina, Febrina Ratna Iskana, Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis pengelolaan dana alias asset management Indonesia masih menggiurkan bagi investor asing. Ada beberapa faktor yang menyebabkan investor asing tertarik berbisnis pengelolaan dana.
Denny R. Thaher, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana (APRDI), mengatakan potensi pasar masih besar. "Pasti masih banyak pemain asing yang menyusul," kata Denny.
Paling baru, Aberdeen Asset Management Asia Limited berniat mengakuisisi 80% saham NISP Asset Management dari NISP Sekuritas. "Kami masih menunggu izinnya keluar," kata Sigit P Wiryadi, Presiden Direktur NISP Asset Management.
Akuisisi ini memerlukan izin dari Otoritas Jasa Keuangan dan Monetary Authority of Singapore sebagai regulator Aberdeen Asia yang bermarkas di Singapura. Sigit menambahkan, pihaknya bakal bertolak ke Singapura untuk bertemu Aberdeen membahas rencana akuisisi. Pasca akuisisi, Aberdeen akan memiliki hak lebih besar sesuai kepemilikan saham, untuk merancang rencana bisnis.
Presiden Komisaris Bank OCBC NISP, Pramukti Surjaudaja, mengatakan, dengan adanya Aberdeen, NISP Asset Management akan menjadi sangat aman dan menguntungkan, terutama bagi investor jangka panjang. "Fokus utama kami saat ini tetap di Bank OCBC NISP dan Laboratorium Klinik Biotest serta NISP Sekuritas," kata Pramukti kepada KONTAN.
Meski asing berdatangan, APRDI tidak menilai hal itu sebagai ancaman. Pemain asing dinilai bisa meningkatkan kapasitas industri lokal. "Pasar akan menjadi lebih kompetitif, tapi kami tidak melihat perlunya pembatasan," tandas Denny.
Prediksi APRDI, industri asset management bakal tumbuh 15% tahun ini. Tapi, APRDI optimistis, pertumbuhannya bakal melejit hingga 10 kali lipat di masa mendatang. Proyeksi APRDI, jumlah investor reksadana bakal menjadi 5 juta dari posisi sekarang sekitar 500.000 orang. Sementara, dana kelolaan (AUM) bisa tumbuh hingga Rp 1.000 triliun dari Rp 350 triliun.
Menurut Denny, ada sejumlah faktor yang membuat industri pengelolaan dana menarik. Pertama, bonus demografi. Jumlah penduduk 250 juta, membuat Indonesia sangat menarik dibanding negara tetangga Kedua, kebangkitan kalangan kelas menengah. produk domestik bruto (PDB) diprediksi meningkat menjadi US$ 5.000 di tahun ini, dari sebelumnya US$ 4.000 per kapita. "Potensi besar karena penetrasi industri reksadana masih kecil," jelas Denny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News