kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak Begitu Menggembirakan, Cek Kinerja Sejumlah Bank Digital Tahun 2022


Minggu, 19 Maret 2023 / 22:22 WIB
Tak Begitu Menggembirakan, Cek Kinerja Sejumlah Bank Digital Tahun 2022
Tak Begitu Menggembirakan, Cek Kinerja Sejumlah Bank Digital Tahun 2022


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah bank digital telah melaporkan kinerja di sepanjang tahun 2022 lalu. Tercatat tidak semua bank digital mampu mencetak pertumbuhan laba bersih.

PT Bank Jago Tbk (ARTO) misalnya, laba bersih perseroan tampak menurun menjadi Rp 15,91 miliar di tahun 2022, di mana tahun sebelumnya sebesar Rp 86,02 miliar. Penurunan ini sebetulnya akibat penangguhan pajak sebesar Rp 76,8 miliar tahun 2021 karena tahun sebelumnya masih merugi.

Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengungkapkan untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat, pihaknya menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level 1,8% pada tahun lalu.

Menurut Kharim, Bank Jago berada pada jalur yang tepat dalam membangun fundamental yang kuat.

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Stabil, Begini Prospek Kinerja Saham Perbankan Tahun 2023

Perseroan ini akan terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem baru agar bisa menawarkan lifecentric digital financial solution ke lebih banyak orang.

“Untuk tumbuh secara cepat dan solid, kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif. Kami melakukannya dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago tumbuh berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/3).

Sementara, kredit dan pembiayaan Bank Jago melonjak 76% secara tahunan menjadi Rp 9,43 triliun di akhir 2022. Pertumbuhan kredit mendorong pendapatan bunga bersih mencapai Rp 1,35 triliun, tumbuh hingga 129% secara year on year (yoy).

Tingginya kenaikan pendapatan bunga bersih ini tak lepas dari beban biaya bunga yang terjaga rendah yakni sebesar Rp 147 miliar tahun lalu.

“Penyaluran kredit dan pembiayaan dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan dan lembaga keuangan lain,” terang Kharim.

Biaya dana Bank Jago terjaga rendah lantaran penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) didominasi dana murah dengan rasio 69% per akhir 2022. DPK bank ini tercatat tumbuh 125% yoy menjadi Rp 8,27 triliun. Dana murah melonjak 238% yoy.

Baca Juga: Kinerja Bank Digital Kurang Memuaskan di 2022, Ini Saham Bank yang Bisa Dikoleksi

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih, Bank Jago berhasil meraup laba sebelum pajak sebesar Rp 20 miliar. Pencapaian ini melonjak sekitar 124% dari tahun lalu.

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 11,46 miliar sepanjang tahun 2022. Nilai ini tumbuh 100,38% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi aset, Per Desember 2022 perseroan menyalurkan kredit yang diberikan sebesar Rp 7,77 triliun sementara dari sisi liabilitas Bank Raya menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 9,81 triliun.

Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia menyampaikan meskipun terdapat penurunan penyaluran kredit, ini menjadi langkah strategis untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis agar fokus kepada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transformasi menjadi bank digital.

“Perseroan terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem BRI Group,” katanya beberapa waktu lalu.

Sementara itu, nilai kredit digital Bank Raya tumbuh sebesar 87,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 917,89 miliar.

Di samping itu, total simpanan digital membukukan Rp 616,07 Miliar. Rasio gross NPL juga menunjukkan perbaikan yaitu sebesar 2,90% lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,98%.

“Pendapatan recovery menembus angka Rp 562,1 Miliar tumbuh 984,7% dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Baca Juga: Kredit dan DPK Tumbuh, Begini Kinerja Bank Jago Sepanjang Tahun Lalu

Bagus menambahkan, penggunaan Raya Digital Saving mengalami peningkatan mencapai lebih dari 770 ribu transaksi dengan volume Rp 1,2 triliun yang meliputi transfer, payment (QRIS, e-wallet, pulsa, & pembelian tiket KAI).

Selain itu, produk digital lending Bank Raya yaitu Pinang juga mengalami peningkatan terutama untuk produk yang bersinergi dengan induk. Sepanjang 2022, Pinang Dana Talangan telah dimanfaatkan lebih dari 20.000 ribu Agen BRILink.

Pinang Connect yang merupakan pinjaman kepada fintech atau peer to peer lending juga meningkat 45,80% menjadi Rp 414,16 Miliar. Kenaikan juga dialami oleh Pinang Performa sebesar 110,24% menjadi Rp 27,23 miliar dan Pinang Maksima sebesar 159,26% menjadi Rp 159,40 miliar.

Pinang Maksima dan Pinang Performa penyalurannya fokus untuk mendorong produktivitas usaha.

Sementara, Pinang Flexi yang merupakan end-to-end digital lending untuk memenuhi kebutuhan konsumtif telah menyalurkan sebesar Rp 114,02 miliar.

"Bank Raya berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan terutama dari sisi kinerja keuangan, agar dapat mewujudkan kinerja yang unggul dengan tumbuh dan tangguh di bisnis digital," tandasnya.

Tak ketinggalan, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan laba sebesar Rp 6,74 miliar di Januari 2023. Hal ini tak terlepas dari total penyaluran kredit yang naik 135,19% secara tahunan dari Rp 4,33 triliun menjadi Rp 10,18 triliun di bulan pertama 2023.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Melonjak, Simak Kinerja Bank Jago Sepanjang Tahun 2022

Dengan kenaikan total kredit tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BNC tumbuh 301,98% menjadi Rp 231,46 miliar jika dibandingkan dengan posisi Januari tahun 2022 yang sebesar Rp 57,58 miliar.

Sementara rasio beban operasional BNC bulan Januari 2023, yang juga mengalami penurunan sebesar 117,16%, yaitu dari 215,40% di Januari 2022 menjadi 98,24%.

Dari sisi aset terjadi kenaikan sebesar 66,87% menjadi sebesar Rp 20,07 triliun, naik dari posisi Rp 12,03 triliun dibandingkan Januari 2022. 

Sedangkan dari likuiditas, perolehan DPK perseroan meningkatan dari Rp 8,88 triliun pada Januari 2022 menjadi Rp 15,31 triliun pada Januari 2023, atau sebesar 72,37%.

Dirut PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengatakan, berkaca dari kinerja positif yang berkelanjutan di tahun 2022, BNC semakin menjadi pilihan nasabah sebagai solusi atas berbagai kebutuhan.

“Sejalan dengan optimisme perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang stabil, BNC pun optimistis untuk menjadikan tahun 2023 sebagai tahun yang profitable,” imbuhnya.

PT Bank Digital BCA atau Blu BCA mencatatkan total DPK perseroan sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 6,85 triliun. Ini seiring dengan peningkatan jumlah nasabah yang mencapai 1,1 juta.

Baca Juga: Optimistis, Hijra Bank Bidik 1 Juta Pengguna di Tahun 2024

“Ini melampaui target kami di tahun 2022, dan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa nasabah kami mempercayakan dan merasa nyaman untuk bertransaksi menggunakan blu by BCA Digital,” terang Direktur Utama Blu BCA Lanny Budiati kepada KONTAN.

Lebih lanjut, Head of Marketing & Communication Blu by BCA Digital, Duardi Prihandoko mengatakan pihaknya telah menyalurkan kredit Rp 3,2 triliun lebih pada Januari 2023. Penyaluran tersebut dilakukan kendati Blu by BCA belum meresmikan fitur pinjaman.

Katanya, penyaluran tersebut dilakukan melalui tiga tipe kredit di antaranya corporate loan, joint financing, dan channeling.

“Tahun ini targetnya (penyaluran) kita belum bisa share, intinya adalah bahwa kami akan melihat pertumbuhan ekonomi sekarang ini dan kami sangat optimistis juga ekonomi kita tetap bagus, harapannya kami bisa tumbuh,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×